Archive for May 4th, 2010

MUTIARA-MUTIARA SABDA (8)

MUTIARA-MUTIARA SABDA TENTANG KEHIDUPAN KEKAL (2)

[Dapat digunakan untuk Lectio Divina] 

Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16)

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Siapa saja yang percaya, ia mempunyai hidup yang kekal (Yoh 6:47)

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum sebab ia sudah pindah dari maut ke dalam hidup (Yoh 5:24)

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku (Yoh 10:27-28)

Kemudian berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya, “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di dalamnya?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup” (Luk 10:25-28)

Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Siapa saja yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi siapa saja yang tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup melainkan murka Allah tetap tinggal di atasnya” (Yoh 3:35-36)

Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan kegeraman kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesengsaraan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat, pertama-pertama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan , kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu  (Rm 2:5-11)

Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya (1Yoh 5:13-14)

Jadi, sama seperti melalui ketidaktaatan satu orang banyak orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang banyak orang menjadi orang benar. Dengan masuknya hukum Taurat, pelanggaran menjadi semakin banyak; tetapi di mana dosa bertambah banyak, di sana anugerah menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian anugerah akan berkuasa oleh pembenaran untuk hidup yang kekal, melalui Yesus Kristus, Tuhan kita (Rm 5:19-21)

Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi (1Tim 6:11-12)

Teks Kitab Suci Perjanjian Lama diambil dari Alkitab TB, LAI dan teks Perjanjian Baru dari Perjanjian Baru TB II, LAI) 

Cilandak, 30 April 2010

Kompilasi oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PEWARTA KABAR BAIK YANG SEJATI SELALU DIPIMPIN ROH KUDUS

PEWARTA KABAR BAIK YANG SEJATI SELALU DIPIMPIN ROH KUDUS

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah, Sabtu 8-5-10) 

Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya seorang Yahudi dan telah percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara seiman di Listra dan di Ikonium, dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu ayahnya orang Yunani.

Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan dari hari ke hari bertambah besar jumlahnya.

Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang Makedonia berdiri di situ dan memohon kepadanya, “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan kami menarik kesimpulan bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana (Kis 16:1-10).

Bacaan Injil: Yoh 15:18-21). 

Perjalanan misioner pertama Paulus mencakup sebuah kawasan geografis yang relatif kecil, yaitu terbatas di dalam lingkup Asia Kecil (Asia Minor), pulau Siprus dan sejumlah kota di wilayah yang kita kenal sebagai Turki (Kis 13:4-14:27). Perjalanan misioner Paulus yang kedua, yang berlangsung selama dua sampai tiga tahun lamanya, jauh lebih ekstensif daripada perjalanan misionernya yang pertama. Langsung melalui Asia Kecil dan menerobos ke Eropa, Paulus dkk. mencakup wilayah yang berjarak lebih dari 3200 km. Sekali lagi mereka mengunjungi tempat-tempat yang sekarang terletak di negeri-negeri Turki, Yunani, Makedonia, Siria dan Libanon. 

Kalau anda membaca petikan di atas, terasa sekali bahwa memang Paulus dkk. adalah para penginjil (evangelist adalah kata kerennya) sejati. Mereka tidak hanya spirit-filled dipenuhi Roh Kudus), tetapi juga spirit-led (dipimpin oleh Roh Kudus). Kepada mereka diberikan berbagai karunia/anugerah Roh yang diperlukan untuk melaksanakan misinya, antara lain karunia penglihatan. Semuanya, segala tindak-tanduk mereka terasa sangat dipimpin oleh Roh Allah, tanpa mengurangi kehendak bebas mereka sebagai manusia ciptaan Allah. Tetapi justru karena hidup dalam Roh, maka jangan lupa discernment  (karunia membeda-bedakan roh) pun menjadi sangat diperlukan, dan mereka pasti memilikinya dan melakukan discernment sebelum mengambil keputusan penting, meskipun pada ayat 10 di atas tidak dinyatakan secara eksplisit. Kita lihat uraian di bawah ini. Kita juga melihat di sini bahwa Lukas menjadi seorang saksi hidup dalam hal ini: Lihatlah kata ‘kami’ yang muncul sebanyak tiga kali (Kis 16:10). 

Mula-mula Paulus tidak mempunyai rencana untuk meninggalkan Asia Kecil dalam perjalanan ini. Akan tetapi kemudian dia mendapat suatu penglihatan seorang laki-laki Makedonia yang memohon pertolongan. Ini adalah sebuah langkah menentukan dan monumental bagi Gereja. Sementara Paulus terus mendorong batasan-batasan dunia Kekristenan menjadi lebih jauh lagi ke barat, gereja-gereja (jemaat-jemaat) yang didirikannya menjadi lebih bervariasi dalam personalitas dan dalam berbagai karunia serta kharisma yang disumbangkan mereka masing-masing bagi kerajaan Allah. Perjalanan-perjalanan misioner Paulus yang terus-menerus juga bersifat instrumental dalam membentuk rasa Gereja bahwa dirinya eksis sebagai peziarah di dunia ini, menaburkan benih Injil di setiap negeri dan kepada setiap orang. 

Apakah tugas misioner Gereja kurang tantangannya dan/atau kurang menakutkannya kalau dibandingkan dengan zaman Paulus? Samasekali tidak! Beberapa negara di mana dia dan Timotius  dulu bekerja sekarang menjadi tempat-tempat panas bagi ketegangan-ketegangan internasional, peperangan dan terorisme. Pada zaman modern ini, setiap hari ada orang yang memberikan hidupnya untuk kemartiran demi Yesus, seperti Paulus dan banyak para rasul lainnya. Sama juga seperti orang-orang Kristiani perdana yang patuh terhadap dorongan-dorongan Roh, maka para misionaris zaman modern harus juga waspada dan peka terhadap bisikan Roh Kudus. Sesungguhnya Roh Kudus bekerja dalam diri kita semua, mengarahkan dan membimbing serta memandu kita dalam tugas penyebaran Kabar Baik ke mana-mana, baik ke dekat maupun jauh. Tidak ada seorangpun dikecualikan dari tugas menjadikan semua bangsa murid Kristus (lihat Mat 28:19-20). 

Pada hari ini, secara khusus marilah kita berdoa untuk beberapa menit lamanya. Kita mohon kepada Roh Kudus untuk membuka pintu bagi Injil Tuhan Yesus Kristus, baik di kawasan tempat  kita tinggal, di kota-kota dan desa/kampung di seluruh dunia. Kita berdoa agar Roh Kudus menyentuh banyak hati anak manusia, teristimewa di kawasan Timur Tengah, yang begitu dekat dengan hati-Nya. Bapa surgawi, datanglah kerajaan-Mu! 

DOA: Roh Kudus Allah, tiuplah angin segar di tengah-tengah umat manusia. Semoga semua orang pada akhirnya mengetahui dan mengenal damai sejahtera dan kesatuan  yang telah dimenangkan Yesus melalui kemenangan di atas kayu salib. Amin.

Cilandak, 4 Mei 2010

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PERINTAH DARI SEORANG SAHABAT: SUPAYA KAMU SALING MENGASIHI, SEPERTI AKU TELAH MENGASIHI KAMU

PERINTAH DARI SEORANG SAHABAT: SUPAYA KAMU SALING MENGASIHI, SEPERTI AKU TELAH MENGASIHI KAMU

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah, Jumat 7-5-10) 

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada ini, yakni seseorang memberikan nyawanya demi sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku  tidak menyebut  kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang terhadap yang lain (Yoh 15:12-17). 

Pada waktu Yesus memerintahkan kita untuk saling mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita (Yoh 15:12), maka Yesus sebenarnya menggunakan kata ‘kasih’ itu secara lebih spesifik daripada yang kita suka gunakan sehari-hari.  Apa yang dimaksud Yesus dengan kasih? 

Kasih yang Yesus bicarakan mempunyai makna yang melampaui sekadar perasaan dan emosi. Meskipun melibatkan emosi-emosi, pada intinya kasih sedemikian adalah suatu keputusan untuk mencari kebaikan dalam diri orang lain. Mengasihi seperti Yesus mengasihi berarti mengasihi setiap orang tanpa syarat. Ingatlah bahwa Yesus begitu mengasihi ciptaan Bapa, sampai-sampai dia memberikan nyawa-Nya sendiri, sehingga kita semua dapat direkonsiliasikan dengan Allah, artinya hubungan kita-manusia dengan Allah yang sudah rusak dapat dipulihkan kembali dan dibebaskan dari dosa dan kematian. 

Setiap hari, kita harus merenungkan kasih yang terdapat pada inti pengorbanan Yesus, karena itulah sumber kemampuan kita untuk mengasihi Allah dan saling mengasihi di antara kita. Kita juga harus membawa kepada Tuhan segala dalih dan argumentasi mengapa kita memandang diri kita tidak mungkin untuk mengasihi orang-orang tertentu. Dengan begitu kita dapat menerima dari Allah terang belas kasih-Nya dan kemurahan hati-Nya. Yesus yang dikhianati, disiksa dan ditolak demi kita tentu saja akan memberikan kasih-Nya sendiri untuk disyeringkan dengan orang-orang lain, ……… asal kita mau melakukannya. 

Bagaimana dengan diri kita? Marilah kita periksa kasih yang ada pada diri kita hari ini, dan kita juga mencari jalan untuk bertindak berdasarkan perintah Yesus: mengasihi seperti Dia mengasihi. Marilah kita bertanya kepada diri kita sendiri: Bagaimana aku mengungkapkan kasihku bagi orang-orang dalam kehidupanku – teristimewa mereka yang  kupandang sulit untuk dikasihi? Apakah yang aku dapat lakukan hari ini yang membantu diriku menjadi sedikit lebih serupa lagi dengan Yesus bagi mereka? Apakah ada tindakan-tindakan pelayanan yang aku dapat lakukan? Apakah ada sakit hati yang dapat   kuampuni? Kebaikan-kebaikan apa saja yang dapat kulakukan bagi mereka hari ini? 

Jangan menyerah!!! Tetap dekatlah pada Tuhan Yesus dan bertekunlah dalam mematuhi panggilan atau perintah-Nya untuk mengasihi. Percayalah bahwa upaya anda, kerja keras anda akan berubah menjadi sukacita!!!!! Halleluya! 

DOA: Bapa di surga, Allah Mahapengasih dan Mahapenyayang. Aku berterima kasih penuh syukur dan memuji Engkau untuk Putera-Mu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku yang tinggal berdiam dalam diriku dan memenuhi diriku dengan kasih akan Dikau dan bagi siapa saja di sekelilingku. Amin. 

Cilandak, 4 Mei 2010 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS