SATU-SATUNYA FONDASI KEHIDUPAN KITA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXIII – Sabtu, 10 September 2016)

Stained Glass Depicting Jesus Christ March 4, 2004

“Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal dari buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan apa yang baik mengeluarkan apa yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan apa yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”

“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya – Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan – ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi, siapa saja yang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.” (Luk 6:43-49) 

Bacaan Pertama: 1Kor 10:14-22a; Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13

Apakah yang menyebabkan sebatang pohon itu kuat-kokoh? Apakah ada hubungannya dengan kondisi sistem perakarannya? Apabila pohon itu berakar dalam tanah yang baik, menerima cahaya matahari dan air yang cukup, maka pohon itu akan kuat-kokoh, sehat dan menghasilkan buah-buah yang baik pula. Akan tetapi apabila tanah itu buruk dan pohon tidak menerima cahaya matahari dan air secukupnya, maka akar-akarnya pun akan menjadi kurang/tidak sehat dan tidak lagi dapat mendukung/menopang pohon itu. Kalau pun menghasilkan buah, tentunya tidak akan berkualitas baik.

Yesus menggunakan gambaran ini untuk mengajarkan sebuah pelajaran yang sangat fundamental: Kalau kita tidak tetap berakar kuat dalam diri-Nya, sang “pokok anggur yang benar” (Yoh 15:1), maka kita tidak akan mampu menghasilkan buah yang menyenangkan Bapa surgawi. Di lain pihak, kalau kita tetap tinggal di dalam Dia, kita akan terus semakin menjadi seperti Dia dan buah yang kita hasilkan akan terus semakin menjadi seperti Kristus.

Apakah anda pernah mencoba meniru seseorang yang anda kagumi? Anda barangkali memulainya dengan baik, namun kemudian menyerah, sekali anda menyadari betapa sulitnya menjadi seseorang yang bukan dirimu sendiri. Kabar baiknya adalah, bahwa dengan Yesus ceritanya lain sekali. Ia mati di kayu salib dan bangkit, sehingga kita dapat menjadi seperti Dia sendiri, dengan demikian upaya kita akan memberikan hasil yang luarbiasa. Kita dapat menghasilkan buah yang sama dengan buah yang dihasilkan oleh-Nya, karena kita dibaptis ke dalam hidup-Nya sendiri; kita adalah dari pohon yang sama. Dia telah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya untuk mentransformasikan diri kita lebih dan lebih lagi ke dalam gambar dan rupa-Nya. Selagi kita berada dekat dengan Dia dalam doa dan tetap taat kepada perintah-perintah-Nya, kita pun akan mendapati diri kita berubah pada akar keberadaan kita – hati kita – sehingga dengan demikian seluruh pohon akan menyenangkan Bapa surgawi.

Bagian kedua bacaan ini (Luk 6:46-49) dimulai dengan sebuah pertanyaan Yesus yang sangat mengena bagi kita semua dan patut direnungkan dengan serius: “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”

Dalam bagian kedua ini sebenarnya Yesus mengajarkan hal yang sama, tetapi dengan memakai gambaran sebuah rumah yang didirikan diatas fondasi yang kokoh. Fondasi di atas mana kita mendirikan rumah haruslah kokoh-kuat. Yesus adalah satu-satunya FONDASI yang kokoh-kuat. Apabila kita mencoba untuk mendirikan rumah di atas sesuatu yang lain, bahkan dalam rangka upaya kita sendiri untuk menyenangkan Allah, maka rumah yang kita bangun itu tetap saja tidak akan mampu menahan beratnya kehidupan dunia ini. Dengan Yesus sebagai fondasi iman kita, maka tidak akan ada kekuatan apa pun yang dapat mengalahkan kita.

DOA: Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat kami. Ubahlah kami masing-masing agar menjadi semakin penuh sebagai gambar dan rupa-Mu. Hanya Engkaulah fondasi hidup kami.Oleh kuasa Roh Kudus-Mu, buatlah agar hidup kami kuat berakar dalam kehidupan-Mu, agar dengan demikian kami dapat menjadi kudus dan menyenangkan Bapa di surga. Amin.

Catatan: Untuk mendalami bacaan Injil  hari ini (Luk 6:43-49), bacalah tulisan yang berjudul “MENGHASILKAN BUAH YANG BAIK(bacaan tanggal 10-9-16) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 16-09 PERMENUNGAN ALKITABIAH SEPTEMBER 2016. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya di tahun 2010)  

Cilandak, 7 September 2016  

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS