TIDAK ADA SEORANG PUN MENUANG ANGGUR YANG BARU KE DALAM KANTONG KULIT YANG TUA
TIDAK ADA SEORANG PUN MENUANG ANGGUR YANG BARU KE DALAM KANTONG KULIT YANG TUA
(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa II – Senin, 15 Januari 2024)
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” (Mrk 2:18-22)
Bacaan Pertama: 1 Sam 15:16-23; Mazmur Tanggapan: Mzm 50:8-9,16bc-17,21,23
“Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua.” (Mrk 2:22)
Sudah berapa seringkah kita (anda dan saya) mendengar petikan dari Injil Markus ini, kemudian kita berkata kepada diri kita sendiri dalam hati, “Aku harus melepaskan diri dari kantong kulit yang tua. Aku harus bertobat dan mengubah hidupku”? Tanggapan kita seperti itu baik, namun hanya memberikan kepada kita separuh dari gambaran dari apa yang dikatakan oleh Yesus. Seringkali, ketika kita membaca Kitab Suci, kita cenderung untuk fokus pada apa yang harus kita lakukan, namun ada kebenaran yang indah dalam nas Kitab Suci ini yang mengajar kita lebih banyak lagi tentang apa yang Allah ingin lakukan dalam diri kita masing-masing. Ia ingin mengisi diri kita dengan “anggur baru”! Dia ingin memberikan kepada kita suatu vitalitas baru dan energi yang baru – apabila kita mau menerimanya.
Sepanjang Kitab Suci, gambaran “anggur baru” digunakan untuk mengilustrasikan era baru yang akan muncul pada waktu Mesias dari Allah dinyatakan. Nabi Amos mengatakan: “Sesungguhnya, waktu akan datang”, demikianlah firman TUHAN, “bahwa pembajak akan tepat menyusul penuai dan pengirik buah anggur penabur benih; gunung-gunung akan meniriskan anggur baru dan segala bukit akan kebanjiran” (Am 9:13). Berbicara dalam nama TUHAN, nabi Yoel memproklamasikan: “Sesungguhnya, Aku akan mengirim kepadamu gandum, anggur dan minyak, dan kamu akan kenyang memakannya; Aku tidak akan menyerahkan kamu lagi menjadi cela di antara bangsa-bangsa” (Yl 2:19). Akhirnya, pada Perjamuan Terakhir, Yesus memilih anggur perjamuan Paskah menjadi sakramen perjanjian baru yang akan dibuat-Nya dalam darah-Nya sendiri (lihat Luk 22:20).
“Anggur baru” yang Yesus ingin berikan kepada kita tidak hanya mengalir dari bukit-bukit dan gunung-gunung yang kita kenal sekarang. “Anggur baru” ini mengalir deras dari pintu-pintu air surgawi dengan segala kuat-kuasa Allah untuk membebaskan, menyembuhkan, dan untuk menggiring kita kepada kehadiran Allah.
Seperti juga anggur membuat gembira hati orang-orang (Za 10:7), begitu jugalah “anggur baru” dari Kristus mempunyai potensi untuk membuat kita bergembira dan berbahagia. “Anggur baru” dari Kristus dipenuhi kuat-kuasa Allah sendiri, menawarkan kepada kita kemerdekaan dan vitalitas – suatu kantong kulit yang baru. Hal ini berarti bahwa kita adalah suatu ciptaan baru – suatu kantong kulit untuk anggur yang baru. Hal ini mengatakan kepada kita bahwa kita dapat berjalan di dalam dunia ini tanpa halangan dari kantong kulit yang lama dari suatu kehidupan yang terperangkap dalam kegelapan. Jadi hal ini sungguh merupakah kabar baik.
DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku ingin menerima “anggur baru”-Mu. Datanglah, ya Tuhan Yesus, dan penuhilah diriku secara berlimpah. Perkenankanlah aku mencicipi dan melihat kebaikan-Mu. Terima kasih ya Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu selalu. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 2:18-22), bacalah tulisan dengan judul “HAL IKHWAL BERPUASA” (bacaan tanggal 15-1-24), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; 24-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2024.
(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2016)
Cilandak, 14 Januari 2024 [HARI MINGGU BIASA II – TAHUN B]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS