Posts tagged ‘IA HARUS MAKIN BESAR TETAPI AKU HARUS MAKIN KECIL’

KESAKSIAN YOHANES PEMBAPTIS TENTANG YESUS

KESAKSIAN YOHANES PEMBAPTIS TENTANG YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Sabtu, 11 Januari 2020)

Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia tinggal di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi, Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air. Orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Lalu timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah bersaksi, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat bersaksi bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh 3:22-30) 

Bacaan Pertama: 1Yoh 5:14-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9 

Kitab-kitab Injil memberikan informasi yang cukup memadai tentang Yohanes Pembaptis. Dalam bacaan Injil hari ini kita menyaksikan munculnya kontroversi antara para murid Yohanes Pembaptis dan seorang Yahudi tentang penyucian. Murid-murid Yohanes juga menjadi iri hati karena Yesus, yang dibaptis oleh Yohanes, justru menarik orang banyak yang besar jumlahnya. Mereka takut reputasi guru mereka, Yohanes, akan dirusak dengan penampilan rabi baru dari Nazaret itu.

Bagi Yohanes Pembaptis seluruh affair ini samasekali tidak relevan. Ia menjawab: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga” (Yoh 3:27). Yohanes mengindikasikan dengan jelas bahwa misinya sendiri tidak berarti kalau tidak memiliki tujuan ilahi. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya bukanlah Dia, bukan sang Mesias yang dinanti-nantikan umat Yahudi. Yohanes mengaku bahwa dirinya hanyalah pendahulu, seorang pembuka jalan, seorang bentara. Yohanes berbicara blak-blakan dan langsung tanpa tedeng aling-aling. Yohanes tahu dan menyadari relasinya yang sesungguhnya dengan Yesus. Yohanes menyukai hal itu, menerima tugasnya dengan gembira. Dengan rendah hati Yohanes berkata, “Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”  (Yoh 3:28-30).

Nasihat Yohanes memang unggul! Kita harus mengenal Yesus. Ia adalah Tuhan dan Juruselamat kita! Mengenal Dia adalah kehidupan, Kehidupan Spiritual. Tidak mengenal Yesus berarti kematian atau maut. Ia harus makin besar. Yesus harus menjadi semakin penting dalam hidup kita. Dia harus menjadi Tuhan atas hidup kita. Kita harus makin kecil. Kita harus memberikan kepada Yesus segala kemuliaan. Seperti Yohanes kita harus mengetahui tempat kita dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita dapat memberi kesaksian dengan penuh kuasa, seperti yang dilakukan Yohanes, namun kita harus menarik perhatian orang-orang kepada Tuhan, bukan kepada diri kita sendiri.

DOA: Yesus, aku ingin lebih mengenal Engkau lagi, lebih dan lebih lagi dengan berjalannya waktu. Aku ingin mengkomit diriku kepada-Mu saja, karena Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terpujilah nama-Mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 3:22-30), bacalah tulisan yang berjudul “KESAKSIAN SANG BENTARA TENTANG YESUS” (bacaan tanggal 11-1-20) dalam  situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 20-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2020. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014) 

Cilandak, 9 Januari 2020 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

JIKA KITA MERENDAHKAN DIRI KITA, MAKA ALLAH AKAN MENINGGIKAN KITA

JIKA KITA MERENDAHKAN DIRI KITA, MAKA ALLAH AKAN MENINGGIKAN KITA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Sabtu, 9 Januari 2016) 

KEMURIDAN - YESUS MEMANGGIL PARA MURIDNYASesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia tinggal di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi, Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air. Orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Lalu timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah bersaksi, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat bersaksi bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh 3:22-30) 

Bacaan Pertama: 1 Yoh 5:14-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9 

“… dan sekarang sukacitaku itu penuh” (Yoh 3:29).

Pada waktu para muridnya bertanya kepada Yohanes Pembaptis tentang seorang pengkhotbah lain yang menjadi “pesaing” baginya, Yohanes memberi tanggapan yang tidak seperti biasanya, yaitu bahwa dirinya sangat bergembira melihat pengkhotbah lainnya tersebut menarik banyak orang kepada-Nya. Yohanes mengetahui bahwa Yesus bukanlah sekadar seorang pengkhotbah, melainkan Ia adalah sang Mempelai Laki-laki dari umat-Nya dan pemenuhan dari janji-janji Allah.

Sebagai seorang yang mendengarkan suara sang Mempelai Laki-laki, Yohanes bersukacita melihat bahwa mempelai perempuan – Umat Allah atau Gereja – pada akhirnya datang kepada sang Mempelai Laki-laki. Kerajaan Allah menerobos masuk ke tengah dunia dengan suatu cara yang baru dan menentukan!

Apakah kita sungguh mengetahui bahwa Yesus adalah sang Mempelai Laki-laki bagi kita – kekasih dari jiwa kita dan Pemberi semua hal yang baik? Melalui hidup-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, Yesus telah membuat harta-kekayaan hidup surgawi menjadi tersedia bagi kita sekarang.

YOHANES PEMBAPTIS - 3Pertanyaannya sekarang: Apakah kita mempunyai kebutuhan akan Yesus? Dalam “Khotbah di Bukit” Yesus telah memberi jaminan kepada kita bahwa apabila kita mencari Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka Dia akan memenuhi segala kebutuhan kita: “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33). Apakah kita merasa khawatir atau takut? Yesus berjanji bahwa tidak ada sesuatu pun terjadi tanpa sepengetahuan Bapa surgawi. Sabda Yesus yang berikut ini sangat menghibur: “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil? Namun, seekor pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat 10:28-29). Apakah kita sedang sakit atau menderita? Yesus selalu ada bersama kita, menawarkan kepada kita kesembuhan dan kekuatan (lihat Mrk 1:41).

Semua janji ini dan juga banyak lagi kebaikan tersedia bagi kita dalam Kristus. Ini adalah sebuah Kabar Baik yang sungguh menakjubkan. Allah sang Mahapencipta segenap alam semesta, telah merendahkan diri-Nya untuk bergabung dengan umat manusia dalam suatu persatuan intim yang memungkinkan kita masuk ke dalam surga. Akan tetapi, bagaimana kita menerima harta-kekayaan ini dan mengalami kuat-kuasa Kerajaan Allah? Jawabnya: Kita harus mengikuti contoh yang telah diberikan oleh Yohanes: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30).

Yohanes Pembaptis tidak mencari nama atau ketenaran yang bukan miliknya. Sebaliknya, dia menunjuk kepada Yesus. Jika kita merendahkan diri kita, maka Allah akan meninggikan kita. Apabila kita memutuskan untuk kehilangan nyawa kita, maka kita akan dipenuhi dengan hidup dari sang Mempelai Laki-laki sendiri. Apakah hidup kita terpuruk dalam kedosaan? Dengan bebas Yesus membebaskan bahkan orang-orang yang mendzolimi-Nya (lihat Luk 23:34). Tentu saja Dia akan mengampuni dan mengasihi orang-orang yang mengikuti jejak-Nya berdasarkan kehendak bebas dan para pendosa yang berbalik kepada-Nya dengan hati yang penuh dengan pertobatan. Selagi kita pergi menghadap Yesus dan membuang dosa-dosa yang selama ini menghalangi kita, maka awan yang selama ini mengaburkan pandangan kita terhadap Yesus akan menghilang.

DOA: Yesus, bagaimana aku dapat mengungkapkah kasihku kepada-Mu? Engkau telah memberikan begitu banyak hal kepadaku, malah jauh lebih banyak daripada yang pantas kuterima. Engkau adalah sang Putera Allah, namun pada saat yang sama Engkau adalah teman seperjalananku yang akrab. Aku mengasihi-Mu dengan sepenuh hatiku, ya Yesus, Tuhan dan Juruselamatku. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (1 Yoh 5:14-21), bacalah tulisan yang berjudul “KITA BERASAL DARI ALLAH” (bacaan tanggal 9-1-16) dalam  situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 16-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2016. 

Cilandak, 6 Januari 2016 [Peringatan B. Didakus Yosef dr Sadiz, Imam Kapusin] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

IA HARUS MAKIN BESAR, TETAPI AKU HARUS MAKIN KECIL

IA HARUS MAKIN BESAR, TETAPI AKU HARUS MAKIN KECIL

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Sabtu, 11 Januari 2014)

YOHANES PEMBAPTIS - 3Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia tinggal di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi, Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air. Orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.

Lalu timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya, “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang Sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah bersaksi, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes, “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat bersaksi bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh 3:22-30)

Bacaan Pertama: 1Yoh 5:14-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9

Kitab-kitab Injil memberikan informasi yang cukup memadai tentang Yohanes Pembaptis. Dalam bacaan Injil hari ini kita menyaksikan munculnya kontroversi antara para murid Yohanes Pembaptis dan seorang Yahudi tentang penyucian. Murid-murid Yohanes juga menjadi iri hati karena Yesus, yang dibaptis oleh Yohanes, justru menarik orang banyak yang besar jumlahnya. Mereka takut reputasi guru mereka, Yohanes, akan dirusak dengan penampilan rabi baru dari Nazaret itu.

YOHANES PEMBAPTISBagi Yohanes Pembaptis seluruh affair ini samasekali tidak relevan. Ia menjawab: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga” (Yoh 3:27). Yohanes mengindikasikan dengan jelas bahwa misinya sendiri tidak berarti kalau tidak memiliki tujuan ilahi. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya bukanlah Dia, bukan sang Mesias yang dinanti-nantikan umat Yahudi. Yohanes mengaku bahwa dirinya hanyalah pendahulu, seorang pembuka jalan, seorang bentara. Yohanes berbicara blak-blakan dan langsung tanpa tedeng aling-aling. Yohanes tahu dan menyadari relasinya yang sesungguhnya dengan Yesus. Yohanes menyukai hal itu, menerima tugasnya dengan gembira. Dengan rendah hati Yohanes berkata, “Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang punya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:28-30).

Nasihat Yohanes memang unggul! Kita harus mengenal Yesus. Ia adalah Tuhan dan Juruselamat kita! Mengenal Dia adalah kehidupan, Kehidupan Spiritual. Tidak mengenal Yesus berarti kematian atau maut. Ia harus makin besar. Yesus harus menjadi semakin penting dalam hidup kita. Dia harus menjadi Tuhan atas hidup kita. Kita harus makin kecil. Kita harus memberikan kepada Yesus segala kemuliaan. Seperti Yohanes kita harus mengetahui tempat kita dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita dapat memberi kesaksian dengan penuh kuasa, seperti yang dilakukan Yohanes, namun kita harus menarik perhatian orang-orang kepada Tuhan, bukan kepada diri kita sendiri.

DOA: Yesus, aku ingin lebih mengenal Engkau lagi, lebih dan lebih lagi dengan berjalannya waktu. Aku ingin mengkomit diriku kepada-Mu saja, karena Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terpujilah nama-Mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 3:22-30), bacalah tulisan yang berjudul “KESAKSIAN YOHANES TENTANG YESUS” (bacaan tanggal 11-1-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 13-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2013.

Cilandak, 8 Januari 2014

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS