KATA YESUS KEPADA YUDAS: ENGKAU TELAH MENGATAKANNYA

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RABU DALAM PEKAN SUCI, 12 April 2017)

 

Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Pada hari pertama dari hari raya Roti tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata, “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus, “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: Waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.

Setelah hari malam Yesus duduk makan bersama-sama dengan keduabelas murid itu. Ketika mereka sedang makan, Ia berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, salah seorang dari antara kamu akan menyerahkan Aku.” Lalu dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab, “Dia yang  bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan. Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu berkata, “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya, “Engkau telah mengatakannya.” (Mat 26:14-25) 

Bacaan Pertama: Yes 50:4-9a; Mazmur Tanggapan: Mzm 69:8-10, 21-22,31,33-34 

Ketika Yesus mengatakan bahwa salah seorang murid-Nya akan mengkhianati diri-Nya, maka sebelas orang murid-Nya, satu persatu bertanya kepada-Nya, “Bukan aku, ya Tuhan?”. Kemudian Yudas juga mengajukan pertanyaan yang mirip tetapi tidak sama: “Bukan aku, ya Rabi?” (Mat 26:22,25). Jelas kelihatan bahwa kesebelas murid telah mampu melihat Yesus sebagai seseorang yang bukan sekadar seorang rabi dan guru berbakat dengan visi baru untuk Israel. Sesuatu telah terjadi atas diri mereka yang membuat mereka memandang diri Yesus sebagai seorang yang layak dan pantas untuk ditaati, seorang pribadi yang mereka harus sapa sebagai “Tuhan”. Sebaliknya, Yudas tidak berhasil sampai ke titik itu.

Ada banyak cara untuk memandang Yesus: sebagai seorang guru yang berkharisma, seorang tabib pandai, seorang nabi besar, seorang kudus yang luarbiasa. Sebenarnya Yesus jauh lebih daripada sekadar gelar-gelar yang diberikan tadi. Dia juga adalah Tuhan, Ia memerintah atas segala sesuatu dengan otoritas yang penuh. Ia memang pantas untuk segala kehormatan, kemuliaan dan kuasa.

Kita semua sudah familiar dengan frase-frase ini, namun apa yang dimaksudkan oleh frase-frase tersebut bagi kita pada tingkat praktis? Bagaimana kebenaran-kebenaran ini mempengaruhi cara kita hidup dan cara kita memandang kehidupan kita? Satu jawaban adalah sementara kita harus memandang Yesus sebagai sahabat kita, kita juga harus melihat dia sebagai Allah kita. Dia memiliki otoritas atas diri kita yang dapat dikalahkan oleh siapa dan apa pun juga. Ajaran-ajaran-Nya sendiri sangat berbobot dan pantas untuk dipatuhi. Kekuasaan-Nya juga mutlak. Kita dapat memandang Yesus dengan iman yang penuh pengharapan, karena kita tahu bahwa Dia dapat membuat berbagai mukjizat dan tanda heran lainnya, melepaskan orang-orang dari penderitaann mereka, dan memperhatikan kehidupan kita dan kehidupan orang-orang di sekeliling kita sampai ke detil-detilnya.

Martabat Yesus sebagai Tuhan atas diri kita tidaklah boleh dilihat sebagai beban yang menekan. Sebaliknya, malah memberikan kebebasan dan damai-sejahtera yang luarbiasa. Ketuhanan-Nya mentransformasikan kita, memberikan kepada kita arahan bagi kehidupan kita yang jauh lebih memuaskan daripada rencana apa pun bikinan kita sendiri. Yesus bukanlah seorang penguasa yang tidak adil dan masa bodoh. Sebagai Allah, Dia adalah kasih.

Pada hari ini, marilah kita mengikuti kesebelas murid yang memanggil Yesus sebagai Tuhan. Selagi kita melakukannya, Yesus akan membuat kehadiran-Nya dan kuasa-Nya terwujud dalam kehidupan kita. Dia akan menciptakan sebuah hati yang baru dalam diri kita masing-masing dan memberikan kepada kita suatu damai-sejahtera yang jauh melampaui semua pemahaman manusia.

DOA: Tuhan Yesus, aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Tolonglah aku untuk mampu menerima Engkau dengan sepenuh hati dalam hatiku dan pikiranku. Tolonglah aku agar selalu berjalan di jalan-Mu. Amin. 

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 26:14-25), bacalah tulisan yang berjudul “PENGKHIANATAN YUDAS DIUNGKAPKAN OLEH YESUS” (bacaan tanggal 12-4-17) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 17-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2017. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya di tahun 2011)  

Cilandak, 10 April 2017 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS