Posts tagged ‘SEORANG PEMUNGUT CUKAI YG MENJADI MURID YESUS’

BUKAN ORANG SEHAT YANG MEMERLUKAN TABIB

BUKAN ORANG SEHAT YANG MEMERLUKAN TABIB

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Sabtu sesudah Rabu Abu – 25 Februari 2023)

Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang  bernama Lewi, sedang duduk di tempat pemungutan cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Lewi pun bangkit dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.

Kemudian Lewi mengadakan perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Luk 5:27-32)

Bacaan Pertama: Yes 58:9b-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 86:1-6

“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk 5:31-32).

Lewi memang seorang pendosa. Dia adalah seorang pemungut cukai dan di Israel pada waktu itu dia akan dipandang sebagai yang paling rendah dari orang-orang rendah dalam masyarakat. Hampir semua pemungut cukai pada masa itu dikenal sebagai bajingan karena mengambil keuntungan untuk diri sendiri dalam menjalankan tugasnya. Kalau begitu, mengapa Yesus bisa-bisanya minta kepada orang sedemikian untuk mengikuti-Nya. Alasan Yesus sama seperti yang diberikan-Nya kepada para lawannya: Dia datang untuk mengubah hati para pendosa.

Memang perubahan inilah yang terjadi! Perubahan dalam diri Lewi merupakan suatu keputusan yang berakar dalam pertobatan. Bagaimana bisa seseorang seperti ini tiba-tiba mengubah cara-cara hidupnya dan kemudian mengikuti Putera Allah? Jawabnya adalah rahmat pertobatan yang diberikan Roh Kudus kepada siapa saja yang membuka hatinya. Ini adalah rahmat untuk melakukan yang tak terpikirkan karena cara Yesus telah “menangkap” hati anda. Dan kabar baiknya adalah bahwa rahmat yang sama yang telah membantu Lewi mengubah hidupnya secara begitu drastis tersedia juga bagi kita dalam Sakramen Rekonsiliasi.

Pada masa Prapaskah ini, mengapa kita tidak berupaya untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan dosa menjadi kebiasaan-kebiasaan kebenaran? Allah sedang menunggu. Dia sedang memanggil kita semua kepada pertobatan sehingga Dia dapat memberikan kepada kita masing-masing sebuah hati yang baru dan memberikan suatu jalan yang baru untuk kehidupan kita. Barangkali hal ini kedengaran tidak mungkin bagi sebagian dari kita, namun ini masih merupakan apa yang dijanjikan Allah kepada kita: “Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN (YHWH) akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! (Yes 58:9). Jadi, kita boleh yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah tidak hanya akan mengampuni kita apabila kita bertobat, melainkan juga Dia akan datang ke dalam hati kita dan mengubah kita.

Allah sesungguhnya senantiasa mengincar hati kita. Dalam bacaan pertama hari ini kita mendengar bagaimana Allah akan memberkati orang-orang Israel apabila mereka sungguh berbalik kepada-Nya. Allah tidak ingin lip service, artinya sekadar ucapan kita yang tidak diiringi dengan tindakan nyata. Allah ingin melihat tindakan-tindakan kita mencerminkan buah-buah pertobatan. Oleh karena itu, marilah kita berupaya untuk merangkul pertobatan sejati dan mengalami kuasa Allah dalam kita yang dapat mengubah-hidup kita.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahapengasih dan Mahapengampun. Aku berterima kasih penuh syukur kepada-Mu untuk karunia Sakramen Rekonsiliasi. Tolonglah aku untuk cepat bertobat dan untuk menjalani kehidupan yang diubah bagi Engkau. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 5:27-32), bacalah tulisan yang berjudul “KEDOSAAN LEWI SEBAGAI PEMUNGUT CUKAI TIDAK MEMBUAT YESUS MENJAUHINYA” (bacaan tanggal 25-2-23) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 23-02 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2023.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2013)

Cilandak, 24 Februari 2023 [Hari Jumat sesudah Rabu Abu]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

MATIUS PUN BANGKIT DAN MENGIKUT DIA

MATIUS PUN BANGKIT DAN MENGIKUT DIA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIII – Jumat, 1 Juli 2016) 

KEMURIDAN - YESUS MEMANGGIL MATIUSSetelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, lalu Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.”  Matius pun bangkit dan mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi, pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:9-13) 

Bacaan Pertama: Am 8:4-6,9-12; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:2,10,20.30,40,131

Pernahkah anda berada dalam posisi membutuhkan seorang dokter, tetapi tidak mengakuinya? Meskipun didesak-desak oleh keluarga dan teman-teman, anda menolak untuk mengunjungi seorang dokter sampai penyakit yang anda derita itu akhirnya menjadi begitu serius sehingga anda pun terpaksa pergi ke dokter. Kita dapat mempunyai kesulitan yang sama, karena kita tidak mau menerima kenyataan bahwa kita menderita penyakit spiritual.

Yesus berkata kepada orang Farisi: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat 9:12). Yesus tidak memaksudkan di sini bahwa para pemungut pajak dan orang berdosa menderita sakit secara spiritual sementara orang Farisi sehat-sehat saja. Para pemungut pajak dan orang berdosa dengan jelas dapat melihat dan menerima keadaan mereka. Orang-orang Farisi juga sakit, namun tidak mau mengakuinya, maka  mereka tidak mau pergi ke sang Dokter Agung agar dapat memperoleh kehidupan dan kesehatan yang baru.

Dunia ini tidak terdiri dari dua jenis manusia – para pendosa dan orang-orang benar. Yang benar adalah bahwa semua orang adalah pendosa. Ada orang-orang yang mengetahui dan mengakui kenyataan ini. Dengan segala kebutuhan yang ada mereka datang kepada Yesus. Ada juga orang-orang yang menolak untuk mengakui kenyataan ini, maka mereka tidak datang kepada Yesus guna menerima belaskasihan dan kesembuhan. Matius tahu kebutuhannya, dan dia berpaling kepada Yesus.

ST. PAUL - 020Ketika  Paulus menulis tentang keadaan orang-orang di hadapan Allah, maka dia mengambil ucapan sang pemazmur: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Rm 3:10-12; bdk. Mzm 14:1-3). Paulus ingin agar kita semua menyadari bahwa kita tidak dapat mengandalkan pada kebaikan kita sendiri: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Rm 3:23).

Selama kita masih merasa bahwa diri kita “tidak terlalu jelek”, maka hal itu berarti bahwa kita masih mencoba mengandalkan diri pada “kebaikan” kita sendiri. Dengan demikian kita tidak dapat mengalami keselamatan yang terwujud hanya melalui Yesus. Marilah kita bertanya kepada diri kita masing-masing: “Apakah aku sungguh memandang diriku sebagai seorang pendosa yang membutuhkan penebusan melalui darah Yesus?” Mungkin kita masih harus membuang kecenderungan untuk berpikir bahwa selama ini kita oke-oke saja. Misalnya kita berkata: “Kita kan cuma manusia biasa, bukan malaikat?” Kita juga dapat memandang enteng arti dosa, misalnya dengan berkata: “Allah kan Mahamengerti?” Matius datang kepada Yesus karena dia mengakui bahwa Yesus dapat menyembuhkannya. Semoga begitu juga halnya dengan kita masing-masing.

DOA: Tuhan Yesus, aku mengakui kedosaanku di hadapan-Mu sekarang ini. Engkau telah membayar harga dosa-dosaku di atas kayu salib sehingga aku dapat diperdamaikan dengan Allah Bapa. Tuhan, aku bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu dengan segenap hatiku. Amin. 

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 9:9-13), bacalah tulisan yang berjudul “UNTUK MEMANGGIL ORANG BERDOSA” (bacaan tanggal 1-7-16) dalam situs/blog SANG SABDA https://sangsabda.wordpress.com; kategori: 16-07  BACAAN HARIAN JULI 2016. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya di tahun 2009) 

Cilandak, 29 Juli 2016 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS