ATALYA BINTI AHAB, SI PENYEMBAH BERHALA

(Bacaan Pertama Misa Kudus,Hari Biasa Pekan Biasa XI, Jumat 18-6-10)

Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga  dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN (YHWH), sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah YHWH, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah YHWH. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka.

Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah YHWH. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: “Hiduplah raja!” Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah YHWH. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: “Khianat, khianat!” Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: “Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!” Sebab tadinya imam itu telah berkata: “Janganlah ia dibunuh di rumah YHWH!” Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara YHWH dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat YHWH, juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah YHWH. Bersukarialahh seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja (2Raj 11:1-4.9-18.20).  Bacaan Injil: Mat 6:19-23.

Keserakahan, pembunuhan, haus akan kekuasaan, desepsi dan juga intrik-intrik dalam sebuah kudeta; semua unsur-unsur itu kiranya ada dalam cerita tentang Atalya dan Yoas yang berbau sebuah novel itu. Tema dari cerita di atas akhirnya kelihatan juga, yaitu bahwa Allah menghakimi dan menghukum mereka yang murtad.

Atalya adalah anak perempuan raja Ahab dari kerajaan Israel (Utara) yang dikawinkan dengan Yoram bin Yosafat, raja Yehuda (Selatan) [lihat 2Raj 8:16-24]. Naiknya Atalya binti Ahab ke puncak kekuasaan di kerajaan Yehuda terjadi langsung setelah penyapu-bersihan yang dilakukan oleh Yehu bin Yosafat bin Nimsi atas para penyembah Baal, termasuk anggota keluarga kerajaan Israel, seturut rencana Allah atas turunan raja Ahab, termasuk Izebel istrinya. Yehu adalah seorang panglima tentara di kerajaan Israel yang kemudian diurapi menjadi raja negeri di utara tersebut oleh seorang nabi anggota rombongan nabi Elisa atas perintah Elisa (bacalah 2Raj 9:1 dsj.). Raja Ahazia bin Yoram (Yehuda) dan pamannya, raja Yoram bin Ahab (Israel) mati di tangan pasukan Ehu. Setelah kematian anaknya, raja Ahazia bin Yoram, Atalya bertekad untuk menguasai sendiri kerajaan Yehuda. Mungkinkah hal ini disebabkan karena di kerajaan utara, semua keturunan ayahnya sudah mati dan kekuasaan sudah berada di tangan raja Ehu? Dia ingin membunuh semua keturunan Daud yang ada dalam kerajaan Yehuda, termasuk anak-anak Ahazia yang nota  bene adalah cucu-cucunya sendiri). Memang pengaruh roh-roh jahat dalam penyembahan berhala membuat seseorang tega untuk membunuh bahkan anggota keluarganya sendiri, darah-dagingnya sendiri. Akan tetapi, seorang putera Ahazia yang bernama Yoas diselamatkan oleh Yoseba. Yoas disembunyikan dalam ruman YHWH sampai dia berumur tujuh tahun. Yoas kemudian diurapi menjadi raja Yehuda. Atalya dibunuh dan rumah Baal juga dihancurkan.

Pesan dari cerita yang bernuansa kekerasan ini adalah, bahwa Allah akan menghakimi para penyembah berhala dan setiap raja haruslah menjadi pelindung iman dari rakyat yang dipimpinnya. Penghakiman Allah atas penyembahan berhala di kerajaan Yehuda ditunjukkan dengan mati terbunuhnya Ahazia bin Yoram dan ibundanya, yaitu Atalya bin Ahab. Perjanjian antara Allah dan umat-Nya, dan perjanjian Allah dengan Daud telah dipatahkan oleh Atalya yang menyebabkan hati umat terhadap YHWH dikeraskan. Langsung setelah kematian Atalya, perjanjian antara YHWH, raja Yoas dan rakyat/umat pun diperbaharui. Mereka pun sekali lagi menjadi umat-Nya dan Dia menjadi Allah mereka (2Raj 11:17). Penghancuran rumah Baal, mezbah-mezbah dan patung-patung dalam rumah Baal serta imam Baal yang bernama Matan, sesungguhnya  menggambarkan Yoas bin Ahazia sebagai seorang dalam garis keturunan Daud yang sejati, yang dengan serius patuh dan taat kepada  perjanjian dengan YHWH; dan mengajarkan umat untuk melakukan hal yang sama. Akan tetapi, seperti kita akan lihat dalam perkembangan selanjutnya, penyembahan kepada ilah yang bernama Baal itu sudah masuk mendalam ke dalam hati umat (lihat 2Raj 12:3) sehingga pada akhirnya kerajaan ini pun jatuh. Sepanjang kitab Raja-raja, kepada kita diperlihatkan prinsip-prinsip dasar yang mencirikan relasi Allah dengan umat-Nya. YHWH menuntut kesetiaan, dan manakala umat berpaling kepada berhala-berhala, maka akibatnya adalah kehancuran. Penyembahan berhala sesungguhnya membuat orang melawan Allah yang menciptakan mereka, yang membuat mereka menjadi umat-Nya dan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Apabila umat kembali kepada YHWH seperti diceritakan dalam bacaan hari ini, maka mereka pun diberkati dengan damai sejahtera dan sukacita.

DOA: Bapa surgawi, kami bertekad untuk menolak kepercayaan apa saja yang dapat mencuri cinta kasih kami kepada-Mu. Semoga dalam hati kami tidak tersedia tempat untuk apa saja yang bukan berasal daripada-Mu,  karena Engkaulah Allah yang telah menciptakan kami, menyelamatkan kami, dan memanggil kami menjadi milik-Mu sendiri. Amin

Cilandak, 16 Juni 2010 

Sdr. F.X. Indrapradja