SANTO YUSUF, SUAMI SANTA PERAWAN MARIA

(Bacaan Injil Misa, HARI RAYA S. YUSUF, SUAMI SP MARIA – Selasa, 19 Maret 2013)

st_joseph

Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. (Mat 1:16,18-21.24a)

Bacaan Pertama: 2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mazmur Tanggapan: Mzm 89:2-5,27,29; Bacaan Kedua: Rm 4:13,16-18,22

Pada hari ini kita menghormati satu dari tokoh-tokoh dalam Kitab Suci yang paling rendah hati. Walaupun cerita tentang Yusuf hanya merupakan sebagian kecil dari narasi-narasi Injil, kesalehannya memancar terang dari setiap ayat Kitab Suci yang menyangkut dirinya.

Dalam banyak cara, Yusuf menunjukkan dirinya sebagai ahli waris dari Abraham, tidak hanya secara fisik melainkan juga secara spiritual. Seperti Abraham, Yusuf berharap – dalam situasi tanpa pengharapan – dan dia menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Allah, tanpa reserve sedikit pun, bahkan dalam situasi-situasi yang paling dipenuhi tantangan. Seperti Abraham yang berpikir bahwa Allah dapat membawa kembali Ishak – yang diminta Allah kepadanya untuk dijadikan kurban bakaran – kebali dari alam maut (Ibr 11:19), Yusuf pun berpikir bahwa Allah dapat melakukan hal yang tidak mungkin dalam hidupnya. Yusuf menaruh kepercayaan kepada Allah secara total dalam kasus kehamilan Maria, dan berkat rahmat Allah Yusuf dapat mengatasi keragu-raguan dan keputusasaannya, dan menggantikan semua itu dengan harapan dan iman. Bahkan Allah berbicara kepadanya dalam mimpi seperti ketika Dia berbicara dengan Yusuf, salah seorang dari 12 orang anak Yakub/Israel (yang tidak lain adalah cucu Abraham).

Untuk mematuhi kehendak Allah, Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya dan menerima Yesus ke dalam hatinya dan rumahnya. Dengan kerendahan hati dan iman yang mendalam, Yusuf membimbing Yesus dan menolong-Nya bertumbuh dalam Roh dan hikmat. Yusuf mendapat tanggung-jawab luarbiasa untuk membesarkan Putera Allah sendiri dan menyiapkan Dia untuk misi-Nya. Kita yakin bahwa Yusuf tidak memandang ringan panggilannya ini. Tentu Yusuf dari hari ke hari memelihara dan mengembangkan iman-kepercayaan yang telah ditunjukkannya ketika menerima perwahyuan dari malaikat Tuhan. Tentunya iman Yusuf ini menjadi sebuah contoh utama bagi Yesus tentang apa artinya menghormati Allah dan mentaati perintah-perintah-Nya.

Melalui Roh Kudus, kita semua telah diangkat ke dalam garis keturunan Yusuf. Oleh iman dan baptisan, kita semua adalah anak-anak Abraham. Kita semua dapat mengambil oper karakter Yusuf dan menjadi para penjaga hidup baru yang dibawa oleh Yesus. Oleh karena itu marilah kita mengambil Yusuf sebagai model iman kita dan meneladan hidupnya yang penuh rasa percaya dan ketaatan.

DOA: Roh Kudus Allah, tolonglah aku untuk dapat membuat hatiku terbuka bagi-Mu seperti yang telah dilakukan oleh Yusuf. Penuhilah diriku dengan kerendahan hati dan kebenaran yang dimiliki oleh Yusuf, agar aku dapat mengasihi-Mu dan merangkul kehendak-Mu sepenuh-penuhnya seperti kasus Yusuf. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Kedua hari ini (Rm 4:13,16-18,22), bacalah tulisan yang berjudul “MENELADAN SANTO YUSUF” (bacaan tanggal 19-3-13) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori 13-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2013.

Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 1:16,18-21,24a), bacalah tulisan yang berjudul “SANTO YUSUF ANAK DAUD” (bacaan untuk tanggal 19-3-11) dan “SANTO YUSUF, PAHLAWAN TERAKHIR PERJANJIAN LAMA” (Bacaan tanggal 19-3-12) dalam situs PAX ET BONUM.

Cilandak, 12 Maret 2013

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS