IMAN-KEPERCAYAAN DAN KETAATAN SANTO YUSUF YANG PATUT DITELADANI

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA S. YUSUF, SUAMI SP. MARIA – Selasa, 19 Maret 2024)

FSGM: Pelindung Provinsi Indonesia; FMM: Pelindung Karya Kongregasi; FCh: Pelindung Karya Misi Kongregasi; FDNSC/PBHK: Pelindung Kongregasi; Pelindung banyak tarekat lagi

Yakub mempunyai anak, Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau  akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. (Mat 1:16.18-21.24a)

Bacaan Pertama: 2Sam 7:4-5a.12-14a.16; Mazmur Tanggapan: Mzm 89:2-5,27,29; Bacaan Kedua: Rm 4:13.16-18.22; Bacaan Injil [Alternatif]: Luk 2:41-51a

Ada dua tokoh Perjanjian Lama yang disoroti dalam bacaan pertama dan bacaan kedua, yaitu Abraham dan Daud. Abraham adalah Bapak iman kita. Daud adalah seorang gembala sederhana yang menjadi raja teragung Israel,  juga dikenang sebagai seorang yang beriman. Hal ini sungguh memberi semangat kepada kita karena Daud itu jauh dari sempurna. Dia pernah menjadi seorang pezinah dan otak pembunuhan seseorang yang tidak bersalah. Daud juga mengalami saat-saat kegelapan-pekat dalam kehidupannya dan pemberontakan terhadap Allah. Namun setiap kali dia kembali menyadari segala penyimpangannya, dan Daud juga tidak pernah berlambat untuk merendahkan dirinya dan mengakui  dosa-dosanya. Keterbukaan hatinyalah – tetap setia meskipun penuh kelemahan – kiranya yang memampukan Daud untuk menerima pengampunan dan berkat dari Allah, dan hal ini tidak terjadi hanya sekali.

Santo Yusuf, yang pestanya kita rayakan hari ini, adalah yang terakhir dari sederetan pahlawan (baik perempuan maupun laki-laki) Perjanjian Lama yang spiritualitasnya berakar kuat pada iman radikal dari Abraham dan Daud. Ketika ternyata Maria kedapatan mengandung ketika masih bertunangan dengan dirinya, dia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam karena tidak mau mencemarkan namanya di depan umum. Namun ketika diberi penjelasan oleh malaikat Tuhan tentang kenyataan sebenarnya dan bahwa dia harus menerima Maria dan sang Bayi Ilahi dalam kandungannya, Yusuf mengambil jalan ketaatan dan iman yang jauh lebih sulit. Sebagai putera sejati Abraham, Yusuf menaruh kepercayaan penuh kepada Allah dan memperoleh ganjaran besar untuk tindakan iman yang luarbiasa itu.

Memang cara kerja Allah selalu indah dan penuh misteri. Dia memilih seorang tukang kayu sederhana dari Nazaret untuk menjadi “ayah angkat” bagi Putera-Nya yang kekal. Bagaimana hal ini sampai  terjadi? Banyak unsur misterinya, akan tetapi kita tahu bahwa apabila Allah memanggil seseorang untuk melakukan suatu tugas, Dia mencurahkan ke atas diri orang itu segala rahmat yang dibutuhkannya untuk pelaksanaan tugas tersebut. 

Dari uraian di atas kita dapat mengatakan bahwa Yusuf adalah seorang pribadi yang memiliki iman matang, yang menaruh kepercayaan sepenuhnya pada Allah. Dia memberi kesan sebagai seorang pribadi yang tidak suka “banyak ngomong”, yang jelas dia bukanlah tipe pengkhotbah. Pada awal kehidupan Yesus di dunia, ketika penebusan kita  baru saja akan menjadi kenyataan, kita membaca sedikit catatan dalam Kitab Suci tentang seorang pribadi yang kekuatannya, kepercayaannya dan kerendahan-hatinya berdiri tegak sebagai suatu tanda “ciptaan baru” yang dimungkinkan oleh Yesus bagi kita semua lewat Salib-Nya.

Allah berbicara kepada Yusuf melalui seorang malaikat-Nya dalam mimpi. Lihatlah: Setiap kali mendengarkan pesan malaikat Tuhan, dengan sigap dia mengikuti arahan yang diberikan Allah (lihat Mat 1:20-24; 2:1-23). Situasi-situasi yang dihadapi Yusuf memang sulit. Kunjungan malaikat yang pertama kali telah dijelaskan secara singkat. Tanpa banyak “cingcong” Yusuf mengambil tindakan yang menentukan. Ketika dia mendapat tugas yang teramat berat, yaitu membesarkan seorang anak yang bukan darah-dagingnya sendiri dan mendedikasikannya kepada Allah semata, Yusuf taat kepada sang pemberi tugas. Apakah iman Abraham, Daud dan Yusuf dapat dikatakan “iman buta” atau “iman yang naïve” ? Tentu saja tidak! Pikiran mereka dan rasa takut mereka juga riil seperti yang ada pada kita. Namun para pahlawan ini menyerahkan rasa takut, pikiran-pikiran serta hasrat-hasrat mereka kepada pemeliharaan Allah yang penuh kasih.

Saudari dan Saudaraku yang terkasih, seperti Abraham, Daud dan Yusuf, hidup kita pun adalah milik Allah. Kita semua telah diciptakan oleh-Nya untuk suatu tujuan yang mulia. Allah ingin berbicara dengan kita, memberikan kita segala hikmat-kebijaksanaan, arahan dan pemahaman. Jadi, bagaimana caranya kita dapat memperoleh iman seperti ketiga pahlawan ini? Apabila kita mencari Tuhan dengan tulus, kita dapat belajar mendengar suara-Nya. Lalu, percaya bahwa Allah itu setia pada janji-janji-Nya, kita dapat memilih untuk taat kepada-Nya. Setiap kali kita menuruti suara Allah, kita akan menjadi lebih percaya bahwa Dia memimpin kita, seperti Dia dulu memimpin Abraham, Daud, Yusuf dan semua umat-Nya yang taat.

DOA: Bapa surgawi, terima kasih untuk teladan yang diberikan Santo Yusuf yang kami rayakan pestanya pada hari ini. Kehidupannya mengungkapkan ampuhnya jalan iman dan kepercayaan. Tolonglah kami agar dalam melangkah di jalan iman itu kami akan tetap rendah hati dan tanggap terhadap segala permintaan-Mu. Amin.

Catatan: Asli tulisan ini dipersembahkan kepada Sdr. Yosef Sunarwinto, temanku sejak di SMA Kanisius (1959-1962) dan sekarang sama-sama menjadi warga Lingkungan S. Yudas Tadeus, Gereja S. Stefanus, Cilandak, Jakarta Selatan; dan sekarang beliau sudah almarhum.

Untuk mendalami Bacaan Kedua hari ini (Rm 4:13,16-18,22), bacalah tulisan yang berjudul “SANTO YUSUF MEMILIH JALAN KETAATAN DAN IMAN” (bacaan tanggal 19-3-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2024.

Cilandak, 18 Maret 2024 [Pfak S. Sirillus dr Yerusalem, Uskup Pujangga Gereja]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS