KATAKANLAH ITU DALAM TERANG DAN BERITAKANLAH DARI ATAS RUMAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XIV – Sabtu, 13 Juli 2013)

ROHHULKUDUS“Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.

Jadi, janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas rumah. Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seharga satu receh terkecil? Namun, seekor pun tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu, janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang disurga. Tetapi siapa saja yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di surga.” (Mat 10:24-33)

Bacaan Pertama: Kej 49:29-32;50:15-24; Mazmur Tanggapan: Mzm 105:1-4,6-7

“Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang” (Mat 10:27).

Selagi Dia menyiapkan para murid-Nya untuk pekerjaan misioner, Yesus dengan berhati-hati menguatkan mereka untuk sebuah tugas yang memang mudah terbuka untuk diserang, dikritik, bahkan dijadikan objek kebencian. Apa kiranya strategi Yesus dalam hal ini? Apakah yang dikatakan-Nya kepada mereka? “… apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas rumah” (Mat 10:27). Apa yang diharapkan Yesus dari mereka untuk mendengar “dalam gelap”? Siapakah yang akan membisikkan kata-kata kepada mereka? Bagaimana seharusnya mereka mengatakannya dalam terang?

Ada banyak cara yang berbeda-beda untuk dapat memahami sabda Yesus ini, namun ada satu tafsir yang membawa dampak tidak hanya pada karya misioner melainkan juga pada setiap relasi di mana kita terlibat. Adalah “dalam gelap” – dalam keheningan hati kita – Yesus menunjukkan kepada kita betapa kuat kodrat manusiawi kita yang cenderung untuk berdosa itu dan betapa dalam kita membutuhkan penyembuhan dan penebusan dari Dia. Kita semua telah mengetahui saat-saat di mana Roh Kudus telah membawa kita berhadapan-hadapan – muka ketemu muka – dengan kegelapan dalam diri kita, dan kita semua juga telah mengetahui saat-saat di mana kita menerima penghiburan dari Roh yang sama – penghiburan dan jaminan akan belas kasih-Nya dan pengampunan-Nya. Hal-hal inilah yang dimaksudkan bagi kita untuk diwartakan dari atas rumah: kasih Bapa yang melimpah-melimpah atas semua pendosa!

MARIA DAN YOHANES DI KAKI SALIB YESUSKetika kita berhadapan dengan “Sang Tersalib”, maka pandangan mata kita harus diarahkan ke atas karena posisi salib itu lebih tinggi daripada kita semua yang berdiri di dekat kaki salib. Apabila kita sungguh ingin menjadi saksi Kristus yang memiliki kredibilitas, maka kita harus jujur perihal ketergantungan kita kepada-Nya. Lalu kita dapat menyatakan, “Aku sakit dan Yesus menyembuhkan diriku. Aku tuli dan Ia membuka telingaku. Aku terikat dan Ia membebaskan diriku.” Tidak ada seorang pun ingin mendengar tentang bagaimana menjadi “baik” bilamana mereka mengetahui betapa sulitnya hal itu. Akan tetapi setiap orang ingin mendengar tentang kuat-kuasa Allah untuk menyembuhkan dan mengubah para pendosa. Setiap orang ingin mendengar bahwa mereka juga dapat menjadi pengikut-pengikut Yesus.

Kabar baik dari Injil adalah bahwa Yesus itu lebih besar daripada apa saja yang kita lihat ada di dalam diri kita. Yesus dapat membebaskan, menyembuhkan dan menyelamatkan kita! Ia ingin melakukan hal itu! Oleh karena itu marilah kita memperkenankan Yesus untuk menunjukkan kepada kita segala kegelapan diri/hati kita, bukan hanya untuk kebaikan kita, melainkan demi pemberian kesaksian kita tentang Yesus kepada orang-orang lain.

DOA: Roh Kudus Allah, selidikilah hatiku. Berbisiklah kepadaku tentang kegelapan yang ada di dalam hatiku. Semoga terang-Mu menyinari kegelapan hatiku itu dan membebaskan aku, sehingga dengan demikian aku dapat berbagi dengan orang-orang lain tentang kabar baik rekonsiliasi diriku dengan Bapa surgawi. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 10:24-33), bacalah tulisan yang berjudul “MENJADI SERUPA DENGAN YESUS” (bacaan tanggal 13-7-13) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 13-07 PERMENUNGAN ALKITABIAH JULI 2013.
Bacalah juga tulisan-tulisan yang berjudul “KITA HANYALAH ALAT-NYA” (bacaan tanggal 14-7-12) dan “JANGANLAH KAMU TAKUT !!!” (bacaan tanggal 9-7-11), keduanya dalam situs/blog PAX ET BONUM.

Cilandak, 9 Juli 2013 [Peringatan martir-martir Tiongkok]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS