SALING MENGASIHI DENGAN PERBUATAN DAN DALAM KEBENARAN
SALING MENGASIHI DENGAN PERBUATAN DAN DALAM KEBENARAN
(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Masa Natal – Jumat, 5 Januari 2024)
Hari Jumat Pertama
Sebab inilah berita yang telah kamu dengar sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan membunuh adiknya. Mengapa ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, Saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tetap dalam maut. Setiap orang yang membenci saudara seimannya adalah pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Dengan inilah kita mengenal kasih Kristus, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara seiman kita. Siapa yang mempunyai harta duniawi dan melihat saudara seimannya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Demikianlah kita ketahui bahwa kita berasal dari kebenaran dan boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, bilamana hati kita menuduh kita. Sebab Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah. (1Yoh 3:11-21)
Mazmur Tanggapan: Mzm 100:1-5; Bacaan Injil: Yoh 1:43-51
Dalam bacaan ini Yohanes memberikan standar bagi kita untuk dapat menentukan apakah kita sungguh “sudah sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup” (1Yoh 3:14). Standar termaksud adalah “saling mengasihi antara sesama”. Malah kita dipanggil untuk melangkah lebih jauh lagi, yaitu untuk juga mengasihi mereka yang membenci kita (lihat Mat 5:44). Kasih yang dituntut di sini adalah suatu kasih yang terwujud dalam perbuatan-perbuatan, jadi bukan hanya dalam kata-kata yang diucapkan, betapa manis pun kedengarannya.
Perbuatan atau tindakan kasih dapat besar atau kecil; Yohanes berbicara baik mengenai “menyerahkan nyawa untuk saudara-saudara seiman” maupun “pemberian sedekah kepada yang membutuhkan” (lihat 1Yoh 3:16-17) sebagai contoh-contoh tindakan mengasihi. Kasih, baik besar maupun kecil, haruslah terwujud dalam perbuatan. Orang-orang yang tidak memiliki kasih ini adalah mereka yang tetap dalam maut (1Yoh 3: 14). Sebaliknya kita yang mengasihi dapat menggunakan kenyataan ini untuk “menenangkan hati kita di hadapan Allah”, bahwa kita “berasal dari kebenaran” (1Yoh 3:19).
Santo Augustinus [354-430] membahas mengenai “kasih nyata” (yang diwujudkan dalam perbuatan dan bukan sekadar diucapkan/dipikirkan) dalam salah satu homilinya (Homili tentang 1Yohanes, V,12). Orang kudus ini mengatakan kepada para pendengar homilinya, bahwa kesempurnaan kasih itu diungkapkan dengan tindakan penyerahan nyawa kita sendiri; namun apabila kita merasa belum memiliki kasih yang sempurna ini, maka hal ini tidak boleh kita perkenankan menghentikan kita dari upaya mencari tindakan-tindakan yang mengungkapkan kasih yang telah kita miliki. Santo Augustinus secara spesifik berbicara mengenai pemberian sedekah sebagai suatu sarana yang unggul untuk mewujudkan kasih kita, suatu sarana yang dapat diperbuat oleh hampir semua orang, sampai mereka mampu untuk menanggapi kebutuhan sesama dengan perbuatan-perbuatan yang lebih besar. Orang kudus ini mengatakan sesuatu yang sangat penting untuk kita renungkan dengan mendalam: “Apabila dalam kelimpahanmu anda tidak dapat memberi kepada saudaramu, dapatkah anda menyerahkan nyawamu bagi saudaramu itu? …… Dia adalah saudaramu, sama seperti anda dia dibeli …… anda berdua ditebus oleh darah Kristus.”
Marilah kita di awal tahun yang baru ini berdoa agar keutamaan kasih yang diungkapkan dalam perbuatan itu dapat meningkat dalam kehidupan kita, dan membawa manfaat bagi umat Allah di seluruh dunia.
DOA: Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat kami. Ajarlah kami agar senantiasa mencari jalan untuk mengasihi orang-orang lain, baik di tempat kami berdiam, maupun di tempat-tempat lain yang dekat dan/atau jauh. Ajarlah kami bermurah hati dengan harta-milik kami di dunia ini karena kami adalah sebuah keluarga, yang para anggotanya seharusnya saling mengasihi, saling memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang ada. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil Misa hari ini (Yoh 1:43-51), bacalah tulisan yang berjudul “AKU MELIHAT ENGKAU DI BAWAH POHON ARA” (bacaan tanggal 5-1-24), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2024.
(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2012)
Cilandak, 4 Januari 2024 [Keluarga Fransiskan: Pfak S. Angela dr Foligno, Ordo III Sekular]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS