Posts tagged ‘HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI’

HAMBA YHWH YANG DIMAKSUDKAN DI SINI ADALAH YESUS KRISTUS SENDIRI

HAMBA YHWH YANG DIMAKSUDKAN DI SINI ADALAH YESUS KRISTUS SENDIRI

(Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI, 25  Maret 2024)

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Beginilah firman Allah, TUHAN (YHWH), yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: “Aku ini, YHWH, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. (Yes 42:1-7)

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14; Bacaan Injil: Yoh 12:1-11

Menjelang akhir dari masa pembuangan Babel, antara tahun 550 dan 538 SM, artinya sekitar 2.500 tahun lalu, YHWH Allah berbicara kepada seorang nabi yang identitasnya begitu terselubung dalam misteri, sehingga para pakar hanya dapat memberikan nama kepadanya “Yesaya Kedua” atau dalam bahasa kerennya “Deutero Yesaya”, karena keserupaan tulisannya dengan nabi Yesaya yang  besar itu, yang hidup sekitar 200 tahun sebelumnya. Kiranya “Yesaya Kedua” ini adalah seorang beriman yang dengan tekun telah mempelajari tulisan nabi Yesaya. Dia mewartakan serangkaian pesan yang sekarang dikenal sebagai “kitab penghiburan” dalam Kitab Yesaya (Yes 40-55). Nabi yang tak dikenal ini hidup bersama orang-orang Yahudi sebangsanya di pembuangan Babel sekitar tahun 550 SM.  Kota suci Yerusalem pada masa itu telah dirusak dan diporak-porandakan, dan Bait Suci tempat berdiam YHWH telah dibakar habis-habisan. Segalanya yang dipandang sebagai berkat dari YHWH Allah – tanah mereka, raja mereka, Bait Suci mereka, semuanya sudah hilang. Sekarang mereka berada dalam pembuangan yang menyedihkan. Banyak dari mereka bertanya: “Apakah Allah telah meninggalkan mereka sepenuhnya dan untuk selama-lamanya?

Dalam suasana keragu-raguan akan kasih Allah yang hampir mendekati titik keputus-asaan ini, maka YHWH Allah – lewat mulut nabi-Nya – mengucapkan sabda penghiburan dan janji-Nya. Sepanjang nubuatan-nubuatannya, sang nabi mengatakan kepada umat Yahudi betapa mendalamnya Allah ingin memulihkan relasi-Nya dengan umat-Nya. Sang nabi memahami bahwa sejarah – baik di masa lampau maupun masa mendatang – bergantung pada penghiburan dan pengharapan yang akan datang, ketika Allah bertindak mengampuni umat-Nya dan memulihkan mereka untuk berbalik kepada-Nya.

Dalam Yes 40-50 terdapat 4 (empat) sajak yang biasa dinamakan “Nyanyian Hamba YHWH” (Yes 42:1-7;  49:1-6; 50:4-9; 52:13-53:12). Nyanyian-nyanyian ini melukiskan sebuah gambar tentang seseorang yang hidupnya diabdikan sepenuhnya kepada YHWH Allah, dan yang penderitaannya untuk YHWH mendatangkan pengampunan dan restorasi atas umat-Nya. Identitas hamba Allah ini tidak diketahui, namun Gereja secara tradisional melihat dalam nyanyian-nyanyian ini suatu gambaran kenabian dari Yesus sendiri yang diinspirasikan Roh Kudus. Yesus adalah seorang hamba Allah yang sempurna, yang sengsara dan wafat-Nya di kayu salib membawa kita kembali ke dalam pelukan Bapa surgawi.

Dalam Pekan Suci ini, Allah mengundang kita  semua untuk memusatkan pandangan kita pada Yesus, agar kita dapat mengalami kasih-Nya yang luarbiasa besar bagi kita. Sebagaimana sang hamba YHWH dalam Kitab Yesaya, Yesus memperhatikan kita dengan hati yang penuh bela rasa dan  belas kasih: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya” (Yes 42:3). Konsepsi manusia tentang keadilan memang berbeda dengan konsepsi Allah. Keadilan Allah tidak datang kepada umat manusia melalui hukum atau kekuatan militer, namun sebagai seorang Manusia yang menderita karena ketidakadilan hukuman yang sebenarnya pantas ditimpakan kepada kita semua. Yesus adalah utusan Allah yang dipercayai-Nya untuk menghentikan segala penindasan dan untuk menegakkan keadilan (lihat Yes 42:4). Yesus datang ke tengah-tengah dunia membawakan keselamatan, bukan hukuman (lihat Yoh 3:17). Ia datang untuk membawa kesembuhan dan pengharapan kepada siapa saja yang datang kepada-Nya. Selama Pekan Suci ini, marilah kita mohon kepada Tuhan Yesus, untuk menunjukkan kepada kita hati-Nya yang penuh kasih dan membuat hati kita seperti hati-Nya sendiri agar kita dapat mengasihi orang-orang lain seperti Dia mengasihi kita.

DOA: Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, bukalah hati kami bagi kasih-Mu yang lemah lembut. Oleh Roh Kudus-Mu, tunjukkanlah kepada kami bela rasa dan belas kasih-Mu dengan mana Engkau selalu memandang dan memelihara kami. Ajarlah kami untuk mengasihi seperti Engkau mengasihi. Terpujilah nama-mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 12:1-11), bacalah tulisan yang berjudul “PERSEMBAHAN MARIA DARI BETANIA KEPADA YESUS” (bacaan tanggal 24-3-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2011)

Cilandak, 24 Maret 2024 [HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN – TAHUN B]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PERSEMBAHAN MARIA DARI BETANIA KEPADA YESUS

PERSEMBAHAN MARIA DARI BETANIA KEPADA YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI – 11 April 2022)

Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Lalu Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal ini dikatakannya bukan karena ia memperhatikan orang-orang miskin, melainkan karena ia seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Lalu kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada bersama kamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu.”

Sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. (Yoh 12:1-11)

Bacaan Pertama: Yes 42:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14

Maria dari Betania mengurapi Yesus dengan minyak narwastu yang harum mewangi dan bernilai mahal sekali (Yoh 12:3). Tanpa disadari olehnya, dengan perbuatannya Maria sebenarnya sedang mempersiapkan penguburan Yesus.

Dengan tetap membiarkan Yudas menjadi pemegang kas bagi Yesus dan para murid-Nya yang selalu mengikuti-Nya dalam rombongan, Yesus kehilangan uang banyak sekali. Tentu saja Yesus tahu bahwa Yudas itu adalah seorang pengkhianat (lihat Mat 26:21), dan tentu juga Dia mengetahui bahwa Yudas adalah seorang koruptor yang suka mencuri uang kas bersama (Yoh 12:6).

Mungkin saja Yesus membiarkan Yudas mencuri uang kas agar supaya memberikan kesempatan luas dan banyak kepadanya untuk bertobat dan juga banyak kesempatan kepadanya untuk menghindarkan diri dari pemikiran dan tindakan pengkhianatan dan bunuh diri (lihat Mat 27:5).

Banyak orang, juga  kaum muda, yang terlalu cepat meninggal dunia dan dikubur. Beberapa orang malah begitu cepat mati dan menjadi celaka abadi. Maka janganlah kita (anda dan saya) menyia-nyiakan waktu untuk mempersembahkan para baptis baru dengan urapan api Roh Kudus kepada-Nya (lihat Rm 15:16).

Bagi banyak orang waktunya terasa cepat berlalu untuk menerima keselamatan dari Yesus. Juga bagi kita rasanya waktu begitu cepat berlalu untuk dapat syering/berbagi dengan orang-orang lain tentang kasih Yesus. Semoga berkat tuntunan Roh Kudus, kita sungguh dapat mengupayakan agar supaya sebanyak mungkin orang mau menyerahkan diri mereka kepada Yesus dan percaya kepada-Nya karena kesaksian hidup kita (bdk. Yoh 12:11).

Saudari dan Saudaraku, selamat menjalani Pekan Suci tahun 2022.

DOA: Bapa surgawi, seperti juga dalam hal Paulus,  jadikanlah aku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak orang bagi-Mu (1Kor 9:19). Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Yes 42:1-7) bacalah tulisan yang berjudul “NYANYIAN HAMBA YHWH YANG PERTAMA” (bacaan tanggal 11-4-22) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 22-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH HARIAN APRIL 2022.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2016)

Cilandak, 10 April 2022 [HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN – TAHUN C]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

NYANYIAN HAMBA YHWH YANG PERTAMA

NYANYIAN HAMBA YHWH YANG PERTAMA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI – 29 Maret 2021)

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Beginilah firman Allah, TUHAN (YHWH), yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: “Aku ini, YHWH, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. (Yes 42:1-7)

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14; Bacaan Injil: Yoh 12:1-11

Barangkali lebih daripada bacaan-bacaan Perjanjian Lama lainnya, bacaan-bacaan tentang nyanyian-nyanyian “Hamba TUHAN (YHWH) yang menderita” memberikan kepada kita gambaran sekilas tentang kepribadian Yesus yang jarang terjadi itu. Pada waktu bacaan-bacaan tersebut untuk pertama kali ditulis, “hamba” diidentifikasikan dengan Israel, yang tertindas dan dalam pembuangan, namun mengantisipasi suatu kepulangan yang penuh dengan kemenangan. Akan tetapi, Gereja membacanya juga sebagai nubuat-nubuat tentang Yesus, hamba Allah yang sempurna.

Dalam “nyanyian Hamba YHWH” yang pertama ini, kita melihat Mesias berkomitmen untuk menegakkan keadilan Allah dalam dunia (Yes 42:3-4). Ini bukanlah tugas yang kecil dan mudah untuk dilakukan, namun Yesus menanggapi panggilan-Nya tidak dengan kemurkaan atau balas dendam yang bersifat destruktif, melainkan dengan kesabaran, kesetiaan, dan kelemah-lembutan.

Ketika menghadapi dosa manusia, Yesus tidak pernah menjadi pudar dan tidak akan dibuat patah terkulai (Yes 42:4) oleh para lawannya – bahkan oleh ketidakpercayaan para murid-Nya. Yesus hanya terus saja mengampuni dan menyembuhkan. Yesus tidak pernah mengintervensi kehendak bebas yang telah dianugerahkan kepada setiap pribadi manusia. Yesus tidak pernah memaksa atau memanipulasi siapa pun. Sebaliknya, Yesus menggunakan masa hidup-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat yang merasuki orang-orang, mengajar, dan mengampuni dosa-dosa manusia, sampai saat Ia sendiri mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib.

Yesus senantiasa memegang kendali. Yesus yang tidak pernah gentar dalam melaksanakan misi-Nya ketika berhadapan dengan ketidakpercayaan, kemarahan, bahkan penyangkalan oleh para sahabat-Nya yang terdekat. Yesus inilah yang terus menawarkan kepada kita kasih dan pengampunan-Nya. Rahasia-rahasia kita yang paling gelap pun tidak dapat mengejutkan Yesus, bahkan dosa-dosa kita yang paling “heboh” tidak akan membuat-Nya mundur. Yesus tidak akan menuduh-nuduh atau mengutuk. Seperti dinubuatkan oleh Yesaya, Dia akan mengampuni mereka yang berdosa: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes 1:18). Sebagaimana telah dilakukan-Nya sekitar 2.000 tahun lalu, hari ini pun Yesus masih menawarkan pengampunan dan kebebasan. Dalam hal ini janganlah kita melupakan apa yang dikatakan oleh penulis “Surat kepada orang Ibrani”: “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr 13:8).

Saudari-Saudara yang terkasih, dalam Pekan Suci ini, marilah kita berketetapan hati untuk menyelesaikan atau katakanlah “membereskan” rekening-rekening utang kita dengan Allah Bapa. Seandainya kita (anda dan saya) sudah cukup lama tidak masuk ke dalam ruang pengakuan, marilah kita gunakan saat-saat rahmat ini guna memperoleh belas kasih Allah. Oleh karena itu marilah kita datang kepada-Nya dan menegakkan keadilan dalam hati kita masing-masing. Seperti sang ayah dalam “perumpamaan anak yang hilang”, saya yakin bahwa Dia akan berlari guna menyambut anda dan saya. Setelah itu dengan sayup-sayup kita akan mendengar suara Yesus Kristus: “… akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan”  (Luk 15:7).

DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku menyesali dosa-dosaku. Dengan penuh kepercayaan atas kasih-Mu, aku mohon pengampunan dan belas kasih-Mu. Datanglah, ya Tuhanku, dan tegakkanlah keadilan dan damai-Mu dalam diriku. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 12:1-11), bacalah tulisan yang berjudul “BAGI MARIA DARI BETANIA, TIDAK ADA BIAYA YANG TERLAMPAU MAHAL UNTUK MENGHORMATI YESUS” (bacaan tanggal 29-3-21) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 21-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2021.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2015)

Cilandak, 28 Maret 2021 [HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

BAGI MARIA DARI BETANIA, TIDAK ADA BIAYA YANG TERLAMPAU MAHAL UNTUK MENGHORMATI YESUS

BAGI MARIA DARI BETANIA, TIDAK ADA BIAYA YANG TERLAMPAU MAHAL UNTUK MENGHORMATI YESUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI – 6 April 2020)

Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Lalu Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal ini dikatakannya bukan karena ia memperhatikan orang-orang miskin, melainkan karena ia seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Lalu kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada bersama kamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu.”

Sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. (Yoh 12:1-11) 

Bacaan Pertama: Yes 42:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14 

Contoh yang diberikan oleh Maria dari Betania dalam bacaan Injil hari ini sungguh kuat-mendalam. Dalam hasratnya untuk menghormati Yesus, tampaknya tidak ada biaya yang terlampau mahal. Tidak ada yang lebih berarti bagi dirinya selain berada bersama Yesus. Sukacita karena dikasihi oleh Yesus memenuhi dirinya dan hal ini tidak dapat diungkapkan sekadar dengan kata-kata …… Maria ingin dirinya bersama Yesus selama mungkin.

Bayangkan betapa gembira Tuhan kita apabila ada di antara kita yang datang kepada-Nya dengan cintakasih dan devosi yang sama bobotnya dengan yang telah ditunjukkan oleh Maria dari Betania! Bila kita mendekati Yesus seperti yang dilakukan oleh Maria, curahan kasih kita akan menyebarkan bau (aroma) semerbak yang memenuhi segala hal yang kita lakukan. Aroma semerbak itu menyebar secara berlimpah ke dalam segala situasi yang kita hadapi, dan yang membuat damai-sejahtera yang memenuhi hati kita memancar ke luar kepada orang-orang lain. Rekan kerja di pabrik atau kantor di mana kita bekerja akan merasa “heran” mengapa kita kelihatan begitu baik hati dan tenang dalam menghadapi banyak masalah pekerjaan. Para tetangga merasa tertarik sehingga mulai “curhat” dan mengharapkan nasihat-nasihat kita. Para anggota keluarga merasa tersentuh melihat perilaku kita yang tidak mementingkan diri sendiri, bahkan dalam hal-hal yang kecil, termasuk “tidak rakus” lagi ketika duduk bersama di meja makan.

Bagaimana Maria dari Betania dapat sampai ke tahapan ini dalam kehidupannya? Kita salah jika kita berpikir bahwa dialah yang pertama-tama mengasihi Yesus dan hal itu menggerakkan Yesus untuk memberkati dirinya sebagai ganjaran. Seperti Yohanes, Petrus dan perempuan Samaria di sumur Yakub, orang yang buta sejak lahir, dan banyak lagi pribadi-pribadi yang lain, Maria pertama-tama dan terutama adalah seorang pribadi yang menerima kasih Yesus. Yesus-lah yang menemukan dia dan kasih Yesus-lah yang menyentuh bagian terdalam dari hati Maria. Kasih Yesus bagi dirinya-lah yang membangunkan kasihnya kepada Yesus dan menggerakkan dirinya melakukan tindakan penyembahan yang luarbiasa seperti diceritakan dalam Injil hari ini.

Pada Pekan Suci ini, dapatkah kita semua duduk bersama Yesus dan memperkenankan diri-Nya mengucapkan sabda kasih-Nya kepada kita – kasih yang tidak mengenal batas? Beranikah kita membuka hati kita bagi-Nya dan memperkenankan Dia menyembuhkan segala luka kita – baik luka-luka fisik maupun batiniah – dan memancarkan cahaya terang ke dalam kegelapan kita? Lalu, setelah diubah oleh kemuliaan-Nya, setiap tindakan kita pun akan memenuhi rumah kita dengan aroma mewangi cintakasih kita kepada Yesus.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku tahu bahwa walaupun sekiranya aku merupakan satu-satunya orang yang membutuhkan penyelamatan dari-Mu, Engkau akan tetap datang dan mati untuk diriku. Tolonglah aku untuk menanggapi kasih-setiaMu dengan memuji-muji Engkau dan melayani Engkau dengan segenap hatiku. Tuhan, aku sungguh mengasihi Engkau! Terpujilah nama-Mu, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Yes 42:1-7) bacalah tulisan yang berjudul “YANG DIMAKSUDKAN ADALAH YESUS DAN SETIAP ORANG YANG DIPERSATUKAN DENGAN DIA DALAM IMAN” (bacaan tanggal 6-4-20) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 20-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2020. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014) 

Cilandak, 5 April 2020 [HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

YANG DIMAKSUDKAN ADALAH YESUS DAN SETIAP ORANG YANG DIPERSATUKAN DENGAN DIA DALAM IMAN

YANG DIMAKSUDKAN ADALAH YESUS DAN SETIAP ORANG YANG DIPERSATUKAN DENGAN DIA DALAM IMAN

(Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI – 15 April 2019)

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Beginilah firman Allah, TUHAN (YHWH), yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: “Aku ini, YHWH, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. (Yes 42:1-7) 

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14; Bacaan Injil: Yoh 12:1-11 

“Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan.”  (Yes 42:1)

Siapakah yang dimaksudkan dengan “hamba” di sini? Tentu saja kita dapat mengatakan bahwa “hamba” itu adalah Yesus, namun sebenarnya itu bukan satu-satunya jawaban. Karena kita semua dibaptis ke dalam Kristus, maka setiap orang yang dipersatukan dengan Dia dalam iman dapat juga mengklaim bagi diri mereka gelar “hamba Tuhan”. Setiap/masing-masing kita adalah pilihan Allah, dan Ia merasa senang dengan kita, pribadi lepas pribadi.

Kata-kata ini memang menghibur, namun juga mengandung suatu tantangan. “Aku ini, YHWH, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa” (Yes 42:6) Allah telah “memegang tangan kita”, tidak hanya demi kita sendiri namun juga demi dunia di sekeliling kita. Sebagaimana Dia memanggil Yesus, sekarang Dia juga memanggil kita untuk “menegakkan hukum di bumi” dan untuk menjadi “terang untuk bangsa-bangsa” (Yes 42:4,6).

Menegakkan hukum sejatinya adalah menegakkan keadilan. Bagaimana Allah dapat mengharapkan hal seperti ini dari kita? Kadang-kadang, kelihatannya suatu perjuangan besar walaupun sekadar menegakkan keadilan dalam hati kita sendiri, apalagi dalam kehidupan orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi, inilah sebabnya mengapa Tuhan Allah telah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya (Yes 42:1). Dipenuhi dengan rasa percaya dan kekuatan ilahi, setiap anggota Tubuh Kristus dapat membuat suatu perbedaan.

Bagaimana tampaknya “keadilan” itu? Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa “keadilan” itu kelihatan seperti kehidupan Yesus sebagai manusia. Hal itu berarti memperlakukan para warga masyarakat yang terlantar dengan lemah-lembut dan respek (Yes 42:3). Hal itu berarti mengunjungi penjara guna menyambut seorang tetangga yang baru dibebaskan dan membawanya jalan-jalan keliling kota dan mampir di warkop (Yes 42:7). Hal itu berarti tidak membuat diri kita sebagai pusat perhatian orang banyak melainkan dengan tidak banyak bicara melakukan pekerjaan kita sehari-hari dengan jujur dan menolak untuk ikut serta dalam praktek-praktek yang tidak benar atau menyimpang (Yes 42:2).Hal itu berarti berbicara membela hak-hak orang miskin, mereka yang belum lahir, mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Hal itu berarti memberikan diri kita sepenuhnya kepada orang-orang miskin secara materiil, emosional dan spiritual, karena kita tahu dengan melakukan semua itu kita sebenarnya sedang meminyaki kaki Yesus (Yoh 12:1-8). Akhirnya, hal itu berarti tidak mengharapkan untuk melihat hasil akhir dari kerja kita melainkan bekerja dengan sabar dan menantikan Tuhan untuk bertindak dalam waktu-Nya (Mzm 27:14).

DOA: Tuhan, Engkau adalah terangku dan keselamatanku, dengan demikian aku menolak untuk menjadi takut. Ya Tuhan, aku memang diserang oleh para penjahat dan para musuh dan lawanku – termasuk keragu-raguanku dan keterbatasan-keterbatasanku sendiri. Namun aku tahu bahwa mereka sendirilah yang tergelincir dan jatuh, dan aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! (bdk. Mzm 27:1,2,13). Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 12:1-11), bacalah tulisan yang berjudul “KAMI MENYEMBAH ENGKAU, TUHAN YESUS KRISTUS, DI SINI DAN DI SEMUA GEREJA-MU YANG ADA DI SELURUH DUNIA” (bacaan tanggal 15-4-19) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 19-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2019.  

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2013) 

Cilandak, 11 April 2019 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KAMI MENYEMBAH ENGKAU, TUHAN YESUS KRISTUS, DI SINI DAN DI SEMUA GEREJA-MU YANG ADA DI SELURUH DUNIA

KAMI MENYEMBAH ENGKAU, TUHAN YESUS KRISTUS, DI SINI DAN DI SEMUA GEREJA-MU YANG ADA DI SELURUH DUNIA

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI SENIN DALAM PEKAN SUCI 26 Maret 2018)

Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedangkan salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. Lalu Maria mengambil setengah liter minyak narwastu murni yang mahal sekali, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau semerbak minyak itu memenuhi seluruh rumah itu. Tetapi Yudas Iskariot, seorang murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata, “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” Hal ini dikatakannya bukan karena ia memperhatikan orang-orang miskin, melainkan karena ia seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Lalu kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada bersama kamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama kamu.”

Sejumlah besar orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati. Lalu imam-imam kepala berencana untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. (Yoh 12:1-11) 

Bacaan Pertama: Yes 42:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1-3,13-14 

Dalam pekan sebelum kematian-Nya, Yesus tinggal di Betania yang terletak dekat Yerusalem. Ia tiba “enam hari sebelum Paskah” (lihat Yoh 12:1), menyediakan cukup waktu persiapan untuk pesta besar di kota suci itu dan juga persembahan kurban-Nya yang terakhir. Marilah kita semua mengikuti teladan Yesus pada pekan yang istimewa ini. Marilah kita memperlakukan hari-hari ini sebagai suatu waktu untuk mempersiapkan kedatangan Hari Raya Paskah dengan memperdalam pemahaman kita akan makna penebusan Yesus.

Kita telah mendengar bahwa pengampunan atas dosa-dosa kita adalah berkat pertama yang mengalir dari atas kayu salib Yesus. Namun sebenarnya ada begitu banyak lagi berkat lain! Maria dari Betania menunjukkan satu berkat ketika keluarganya menjamu Yesus. Belum lama berselang Yesus membangkitkan saudaranya Lazarus dari kematian, sehingga tentunya ada suatu rasa takjub dalam ruang perjamuan. Maria memahkotai perjamuan itu ketika dia meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang mahal sekali, dan menyekanya dengan dengan rambutnya (lihat Yoh 12:3).

Jauh dari perbuatan yang sia-sia (buang-buang minyak narwastu seharga tiga ratus dinar), tindakan luarbiasa dari Maria itu merupakan tindakan yang benar di mata-Nya. Bagi Maria sendiri tindakan itu mungkin merupakan tanda atau ungkapan kasih dan syukur atas kasih Yesus yang ditunjukkan oleh-Nya dengan membangkitkan Lazarus. Pada tataran yang lain, tindakannya menunjukkan sejenis penyembahan (adorasi) dan puji-pujian yang secara alami akan muncul pada saat seseorang mengkontemplasikan kasih yang telah ditunjukkan Allah kepada dirinya.

Dalam doa kita hari ini, baiklah kita mengkontemplasikan kasih yang telah dicurahkan Yesus pada kayu salib. Oleh kematian-Nya, dimungkinkanlah bagi kita untuk ditarik ke dalam persekutuan (communio) yang intim/akrab dengan diri-Nya. Kasih-Nya bagi kita adalah kekal-abadi, senantiasa segar, tanpa syarat, dan kreatif. Dia telah menyelamatkan kita dari kematian dan memenuhi diri kita dengan hidup ilahi. Yesus sungguh ingin memegang, merangkul anda dan saya erat-erat agar dekat pada hati-Nya.

Biarlah kebenaran-kebenaran ini mengendap ke dalam hati kita masing-masing. Kita memang mempunyai tanggung-jawab terhadap orang-orang miskin, keluarga dan komunitas masing-masing, namun dalam pekan suci ini baiklah kita membuat suatu komitmen istimewa untuk melakukan penyembahan kepada Yesus yang begitu mengasihi kita semua. Marilah kita “buang” waktu dan energi kita untuk melakukan sembah-bakti pada pekan istimewa ini, sehingga dengan demikian pancaran harum-mewangi dari penyembahan anda dan saya dapat memenuhi seluruh rumah Allah.

DOA: Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua Gereja-Mu yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salib-Mu yang suci. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Yes 42:1-7), bacalah tulisan yang berjudul “HAMBA YHWH PERJANJIAN BARU ADALAH YESUS SENDIRI” (bacaan tanggal 26-3-18) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 18-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2018. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2012) 

Cilandak, 22 Maret 2018 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS