YESUS ADALAH JURUSELAMAT KITA YANG SEJATI
YESUS ADALAH JURUSELAMAT KITA YANG SEJATI
(Bacaan Kitab Suci Misa Kudus, TRI HARI PASKAH: MALAM PASKAH – Sabtu, 31 Maret 2018)
Berfirmanlah TUHAN (YHWH) kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda. Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa akulah YHWH, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.”
Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan rombongan orang Israel, dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu YHWH menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka – segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda – sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, YHWH yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab YHWH-lah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.”
Berfirmanlah YHWH kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu YHWH menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan YHWH terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada YHWH dan mereka percaya kepada YHWH dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi YHWH yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi YHWH, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.” (Kel 14:15-15:1)
Pada hari SABTU SUCI kita mengalami keheningan dan sepinya makam sementara Yesus “tidur dalam kematian”, seakan-akan beristirahat dari penderitaan sengsara-Nya yang begitu mengerikan dan disusul oleh kematian-Nya di atas kayu salib pada hari Jumat sebelumnya. Lalu, pada malam Paskah ini, kita akan memproklamirkan dalam pengakuan iman (Credo), bahwa Yesus turun ke tempat penantian dan mematahkan cengkeraman Iblis atas umat manusia. Dalam bahasa Inggris, Malam Paskah ini dinamakan Easter Vigil (Vigili Paskah). Vigil berarti berjaga-jaga, bersiap-siaga (Inggris: Vigilance = kewaspadaan; vigilant = waspada; vigilante= semacam pamswakarsa/milisia). Sepanjang malam ini kita akan menantikan penuh antisipasi kebangkitan-Nya untuk membebaskan kita dari kutukan dosa dan memulihkan kita kepada kehidupan kita dalam Allah.
Pada malam ini juga kita akan diingatkan kepada suatu malam di tanah Mesir ribuan tahun lalu, pada saat mana orang-orang Israel berduyun-duyun pergi meninggalkan tempat kediaman mereka menuju pantai Laut Merah, melewati padang gurun setelah sebelumnya malaikat maut melewati rumah-rumah mereka. Di pantai Laut Merah itu mereka terjepit oleh laut di depan mereka dan pasukan Firaun di belakang mereka. Di sana mereka diam sambil bersiap-siaga penuh antisipasi akan campur tangan Allah. Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan rombongan orang Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan yang tadinya bergerak di depan mereka juga pindah ke belakang rombongan (lihat Kel 14:19). Bayangkanlah betapa dalam pada saat-saat itu pengharapan orang-orang Israel akan perlindungan dan pembebasan dari YHWH (Allah). Hidup mereka seperti sebutir telur di ujung tanduk saja, jadi tidak ada sesuatu pun yang dapat mereka lakukan, kecuali berdiri dengan iman yang kokoh. Segalanya tergantung kepada kemurahan hati Allah. Sebelumnya Musa sudah mengatakan kepada orang-orang Israel: “YHWH akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja” (Kel 14:14).
Para murid Yesus juga berada dalam suatu situasi serupa setelah penyaliban Yesus di Kalvari. Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat menghidupkan kembali Yesus: apakah remuk-redam hati dan penyesalan mendalam Simon Petrus atas penyangkalannya (3 x) terhadap Yesus yang sebelumnya sudah dideklarasikan olehnya sebagai Mesias dan Putera Allah yang hidup, atau apakah pengurapan jenazah Yesus dengan rempah-rempah mahal oleh para perempuan. Sungguh, tidak ada sesuatu pun yang dapat mereka lakukan, kecuali menunggu. Nah, justru pada akhir kemampuan segala sumber daya manusia inilah kuasa Allah memancarkan terang-Nya dengan penuh kemuliaan.
Apabila kita mati terjerat dalam kedosaan, Allah pun akan mengutus Putera-Nya untuk memulihkan kita kembali kepada kehidupan. Bilamana kita ternyata tidak mampu untuk menyelamatkan diri kita sendiri dengan kekuatan kita sendiri (memang pasti tidak bisa!), maka Yesus akan menyelamatkan kita. Apabila kita diperbudak oleh dosa, artinya menjadi budak-budak Iblis, maka Yesus akan mematahkan rantai-rantai yang membelenggu kita dan membebas-merdekakan kita.
Pada malam ini, baiklah kita menantikan Tuhan dan Juruselamat kita, dengan penuh pengharapan agar kuasa Roh Kudus-Nya bergerak dalam diri kita. Yang kita perlukan hanyalah untuk “berdiam dalam keheningan”, dan Ia akan bertindak untuk kita. Bahkan apabila anda tidak dapat menghadiri Upacara Malam Paskah ini, ambillah waktu malam untuk berdiam sambil berjaga-jaga penuh kewaspadaan menantikan terang Kristus memenuhi hati kita dan memancar ke dunia di sekeliling kita. Malam ini adalah malam hari yang paling terberkati ketimbang malam-malam hari lainnya, yaitu malam yang dipilih oleh Allah untuk melihat kebangkitan Kristus dari antara orang mati.
DOA: Yesus Kristus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat kami. Segala harapan kami adalah Engkau saja. Melalui kebangkitan-Mu, bebaskanlah kami dari dosa-dosa dan rasa takut kami yang selama ini telah mencekam dan membelenggu kami. Transformasikanlah rasa susah-hati kami menjadi sukacita sejati. Pulihkanlah kami, ya Tuhan, kepada kehidupan di dalam Engkau. Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.
Catatan: Untuk mendalami sebuah Bacaan Kitab Suci lainnya malam ini (Rm 6:3-11), bacalah tulisan yang berjudul “MATI TERHADAP DOSA, TETAPI HIDUP BAGI ALLAH DALAM KRISTUS YESUS” (bacaan tanggal 31-3-18) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 18-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2018.
(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2011)
Cilandak, 29 Maret 2018 [HARI KAMIS PUTIH]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS