CARA HIDUP JEMAAT YANG PERTAMA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI MINGGU PASKAH II – 27 April 2014)

Hari Minggu Kerahiman Ilahi

early-church

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Lalu ketakutan melanda semua orang, sebab rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda ajaib. Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergiliran dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah dan mereka disukai semua orang . Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. (Kis 2:42-47)

Mazmur Tanggapan: Mzm 118:2-4,13-15,22-24; Bacaan Kedua: 1Ptr 1:3-9; Bacaan Injil: Yoh 20:19-31

Bacaan pertama hari ini adalah salah satu dari beberapa ikhtisar dalam “Kisah Para Rasul” yang menggambarkan kehidupan komunitas Gereja Perdana, jadi komunitas Kristiani yang ideal sebenarnya. Bacaan pertama untuk Hari Minggu Paskah kedua pada tahun B (Kis 4:32-35) dan tahun C (Kis 5:12-16) juga memberikan gambaran dari kehidupan komunitas Gereja perdana, namun yang disoroti adalah aspek yang berbeda-beda.

Bacaan kita hari ini mengedepankan empat karakteristik kehidupan komunitas Gereja perdana, yaitu (1) pengajaran para rasul; (2) persekutuan; (3) pemecahan roti; dan (4) doa. Karena memiliki empat karakteristik ini, maka Jemaat atau Gereja Perdana layak disebut Jemaat Kristus yang bangkit.

GEREJA PERDANA KIS 2 KOINONIA1. Jemaat Kristiani Perdana setia pada “ajaran para rasul.” Karena mereka telah menjadi Kristiani (para pengikut Kristus) dengan menerima sabda Yesus Kristus, Injil Yesus Kristus, maka suatu hidup Kristiani harus senantiasa diperdalam dengan pemberitaan Injil secara berkesinambungan. “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rm 10:17).

Dengan penuh kerendahan hati mereka menerima dan mengakui bahwa keselamatan telah terwujud melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Iman akan Kristus yang bangkit memungkinkan jemaat ini menjadi tanda yang menarik banyak orang, seperti ditulis oleh Lukas. “… mereka disukai semua orang” (Kis 2:47). Mereka lebih tangguh menghadapi segala tantangan dan perjuangan hidup ini, karena Yesus Kristus telah lebih dahulu meretas jalan menuju kehidupan baru, dengan mengalahkan segala penderitaan dan kematian, “Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN (YHWH) menolong aku. YHWH itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku” (Mzm 118:13-14).

FELLOWSHIP2. Tanda kedua adalah “persekutuan” (Inggris: fellowship; Yunani: koinonia), yang berarti suatu kehidupan yang disyeringkan, …… hidup bersama. Dengan kata lain kita berbicara mengenai “persaudaraan sejati” di sini. Ungkapan koinonia hanya muncul sekali dalam “Kisah Para Rasul”, namun ini adalah ungkapan favorit dari Santo Paulus, yang menggunakan ungkapan ini 13 kali dalam surat-suratnya. Ini adalah hidup berbagi dengan Allah sendiri yang disebabkan dan dibuat mungkin lewat pewartaan Injil. Persekutuan ini menjadi sebuah komunitas dengan Yesus yang bangkit, yang dibuat efektif oleh Roh Kudus. Dimensi vertikal dari persekutuan ini menghasilkan suatu dimensi horisontal, suatu persekutuan dengan sesama orang Kristiani dengan mewartakan sabda Allah kepada mereka, dan dengan berbagi benda-benda materiil dengan mereka. Jadi, persekutuan misalnya digunakan sehubungan dengan kolekte dari gereja-gereja bimbingan Paulus untuk Gereja induk di Yerusalem (2Kor 9:12-15). Akhirnya persekutuan menggaris-bawahi bahwa jemaat Kristiani Perdana mempunyai hal-hal yang sama, walaupun tidak semua sama, seperti dicontohkan oleh Barnabas (Kis 4:36-37). Semua itu bukan berdasarkan doktrin ekonomi yang dianut, melainkan sesuatu yang bersifat spontan.

Jemaat Kristiani Perdana menjalin satu ikatan persaudaraan yang sangat erat, di mana hanya terdapat cinta kasih. Kasihlah yang membuat mereka mampu membagi-bagi harta milik masing-masing dengan orang-orang lain. Kasihlah yang membuat mereka lebih peka terhadap kemalangan dan kekurangan sesama (Kis 2:44-45).

KOMUNI GEREJA PERDANA3. Dalam artian yang penuh, “pemecahan roti” berarti Ekaristi Kudus, yang telah senantiasa dan akan tetap menjadi sarana utama dari kehidupan komunitas. Jemaat Kristiani Perdana adalah jemaat yang bersatu dalam Ekaristi. Dalam memecah-mecahkan roti jemaat termaksud bukan saja menghadirkan kembali perjuangan-perjuangan Yesus di masa lampau, melainkan juga merayakan masa depan mereka, yaitu bersama Yesus mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Allah dan sesama (lihat bacaan kedua: 1Ptr 1:3-9).

4. Doa-doa membangun komunitas Kristiani. Gereja atau Jemaat Kristiani adalah jemaat yang bersatu dalam doa (Kis 2:46-47). Sebagai jemaat mereka merasa masih membutuhkan penebusan. Maka, sebagai jemaat yang tertebus mereka sungguh mengakui peranan Kristus dalam hidup dan perutusan mereka masing-masing. Oleh karena itu, sebelum diutus, mereka terlebih dahulu menghadap Tuhan guna mohon berkat dan kekuatan. Mereka mampu menghadapi masalah-masalah dalam hidup ini, karena sudah berkomunikasi dengan-Nya dalam doa (lihat bacaan kedua).

KIS 2Bagaimanakah dengan kita sekarang? Sudah jauhkah berbagai komunitas kita dewasa ini dari praktek komunitas Gereja Perdana? Apakah kita telah kehilangan semangat Gereja Perdana? Bagaimanakah kita harus memperbaikinya? Dalam hal pengajaran? Dalam hal hidup dalam persekutuan? Dalam hal merayakan Ekaristi Kudus? Dalam doa-doa secara komunal?

DOA: Tuhan Yesus, oleh kuat-kuasa Roh Kudus-Mu, segarkanlah kembali berbagai komunitas yang ada dalam Gereja-Mu – lingkungan, paroki, kelompok kategorial dlsb. – agar memiliki ke empat karakteristik yang digambarkan oleh Lukas dalam “Kisah Para Rasul”, yaitu bertekun dalam pengajaran yang berkaitan dengan sabda-Mu, hidup dalam persekutuan, mengandalkan Ekaristi Kudus untuk senantiasa menguatkan kami sebagai murid-murid-Mu, dan kehidupan doa yang tidak berat sebelah, antar doa-doa secara pribadi dan doa-doa secara komunal. Dengan demikian, kami pun dapat menjadi saksi-saksi-Mu yang tangguh. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 20:19-31), bacalah tulisan yang berjudul “MENYENTUH LUKA-LUKA YESUS” (bacaan tanggal 27-4-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2014.
Bacalah juga tulisan yang berjudul “KAMI TELAH MELIHAT TUHAN !!!” (bacaan tanggal 15-4-12) dalam situs/blog PAX ET BONUM.

Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Kis 2:42-47), bacalah tulisan yang berjudul “JALAN BARU TELAH DIBUKA BAGI PARA MURID YESUS” (bacaan tanggal 15-4-12) dalam situs/blog SANG SABDA.

Cilandak, 24 April 2014

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS