TUGAS PARA MURID YESUS ADALAH MENJALA MANUSIA
TUGAS PARA MURID YESUS ADALAH MENJALA MANUSIA
(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXII – Kamis, 1 September 2016)
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret, sementara orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia mendorong perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala juga.” Setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Mereka pun datang, lalu bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun sujud di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari hadapanku, karena aku ini seorang berdosa.” Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon, “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (Luk 5:1-11)
Bacaan Pertama: 1Kor 3:18-23; Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-6
Atas dasar perintah Yesus, Simon menebarkan jalanya ke dalam air dan hasil tangkapannya sungguh luar biasa. Hal ini benar-benar mengejutkan Simon, yang malam sebelumnya tidak berhasil menangkap ikan seekor pun. Berhadap-hadapan dengan mujizat sedemikian, Simon menyadari bahwa dia berada di hadapan hadirat Tuhan. Simon pun tahu benar bahwa Tuhan dapat melihat dosa-dosanya. Kesadaran ini membuat Simon merasa rendah dan takut. Dia pun bersembah-sujud di depan Yesus dalam pertobatan. Akan tetapi Yesus berkata, “Jangan takut; mulai sekarang engkau akan menjala manusia” (Luk 5:10).
Seperti Simon Petrus, nabi Yesaya juga memperoleh wahyu mengenai Tuhan yang membuatnya merasa rendah dan takut: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni YHWH semesta alam” (Yes 6:5). Namun sentuhan bara panas yang diambil dari atas mezbah menghapuskan dosa-dosanya dan membebaskannya dari segala kesalahan. Sekali dimurnikan, Yesaya pun mampu mendengar seruan dari hati Tuhan: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Tanpa ragu Yesaya menjawab: “Ini aku, utuslah aku!” (Yes 6:8).
Allah sungguh merindukan untuk memberi tugas kepada masing-masing kita, seperti yang telah dilakukan-Nya kepada Simon Petrus dan Yesaya. Selagi kita memperkenankan Allah merasuki kita dengan kasih-Nya, kita pun akan mendengar panggilan-Nya agar kita menjadi murid-murid-Nya. Kita akan dibuat sadar bahwa kita sebenarnya tak layak untuk mendapat kehormatan seperti itu, namun kita juga akan tahu bahwa lewat pertobatan kita pun dapat diberdayakan oleh Roh Kudus untuk berdoa syafaat bagi orang-orang lain, untuk mengampuni dan untuk memproklamasikan Injil ke mana-mana dan kepada siapa saja.
Seiring dengan semakin mendalamnya relasi kita dengan Yesus, cinta kasih kita kepada-Nya juga semakin mendalam. Seperti Simon Petrus dan Yesaya, kita pun ingin melepaskan segalanya demi Allah. Oleh karena itu marilah kita tidak takut untuk merendahkan diri kita di hadapan Tuhan dan menerima tugas perutusan-Nya bagi kita masing-masing. Tidak ada yang lebih mulia daripada menjadi seorang pelayan Tuhan, yang disiapkan untuk “menangkap” jiwa-jiwa untuk kerajaan-Nya.
DOA: Tuhan Yesus, bersihkan dosa-dosa kami dan berdayakanlah kami dengan kehadiran-Mu. Ini kami, ya Tuhan! Utuslah kami! Berdayakanlah kami agar dapat berperan serta dalam membangun kerajaan-Mu. Ajarlah kami untuk berkata-kata dengan sabda-sabda-Mu dan melayani setiap orang yang kami temui dengan kasih-Mu. Amin.
Catatan: Untuk mendalami bacaan Injil hari ini (Luk 5:1-11), bacalah tulisan yang berjudul “DARI PARA PENJALA IKAN MENJADI PENJALA MANUSIA” (bacaan untuk tanggal 1-9-16) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 16-09 PERMENUNGAN ALKITABIAH SEPTEMBER 2016.
(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya di tahun 2010)
Cilandak, 30 Agustus 2016
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS