MELALUI KEHADIRAN ROH KUDUS DI DALAM DIRI KITA MASING-MASING

MELALUI KEHADIRAN ROH KUDUS DI DALAM DIRI KITA MASING-MASING

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VII Paskah – Senin, 13 Mei 2024)

Pfak SP Maria dr Fatima

Kata murid-murid-Nya, “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka, “Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya akan datang, bahkan sudah datang, ketika kamu akan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yoh 16:29-33)

Bacaan Pertama: Kis 19:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 68:2-5ac,6-7ab

Pada akhirnya, Yesus berbicara secara gamblang sehingga para murid-Nya merasa bahwa mereka dapat memahami Dia. Akan tetapi, sebagai tanggapan terhadap keyakinan mereka, Yesus malah berkata: “Lihat, saatnya akan datang, bahkan sudah datang, ketika kamu akan diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri” (Yoh 16:32). Bagaimana hal ini dapat terjadi? Orang dapat berpikir bahwa setelah tiga tahun lamanya hidup bersama Yesus, tentunya para murid akan begitu setia sehingga mereka tidak akan meninggalkan Dia. Namun faktanya berkata lain. Tanpa Roh Kudus kita dapat mengetahui setiap hal yang ada untuk diketahui namun tetap saja kita tidak mampu merangkul secara penuh rencana Allah.

Dalam komentarnya atas Injil Yohanes, Santo Sirilus dari Aleksandria, Mesir [380-444] menjelaskan karya Roh Kudus seperti berikut ini: “Apakah hal ini menunjukkan bahwa Roh mengubah mereka yang dimasuki-Nya untuk tinggal berdiam dan mengubah seluruh pola kehidupan mereka? Dengan Roh di dalam diri mereka, maka wajarlah bagi orang-orang yang telah diserap oleh hal-hal dari dunia ini untuk menjadi kelihatan tidak duniawi, dan untuk para pengecut untuk menjadi orang-orang yang sangat berani. Tidak meragukan lagi, inilah yang terjadi dengan para murid…….”

Para murid telah menjadi terbiasa berjalan dengan Yesus dalam “daging” dan mendengar sabda-Nya. Mereka tidak dapat membayangkan bahwa ada keadaan yang lebih baik ketimbang yang mereka nikmati pada saat itu. Namun rencana Allah senantiasa melampaui ekspektasi-ekspektasi kita.  Yesus bukan hanya berjalan di samping kita, melainkan juga Dia hendak hidup di dalam diri kita melalui kehadiran Roh Kudus. Seperti dikatakan Santo Sirilus: “Hanya oleh kehadiran-Nya sendiri di dalam diri kita seperti ini, maka Dia (Yesus) dapat memberikan keyakinan kepada kita untuk berseru, ‘Abba, Bapa’, …… dan, melalui kehadiran Roh yang penuh kuat-kuasa, Dia membentengi kita terhadap tipu daya Iblis dan serangan-serangan manusia.”

Diceraiberaikan untuk sementara waktu, dan mengalami bagaimana prakonsepsi-prakonsepsi mereka ditantang oleh pengkhianatan Yudas terhadap Yesus, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya – semua ini menjadi pekerjaan dasar bagi para murid untuk mengalami Yesus dengan cara sedekat mungkin – dalam hati mereka. Semoga kita pun menerima berkat yang sama: kehadiran Yesus dalam hati kita masing-masing, yang memenuhi diri kita dengan kasih-Nya dan kuat-kuasa-Nya.

DOA: Bapa surgawi, hanya dengan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kami, maka kami dapat mengalami kehadiran Yesus dalam diri kami. Kami pun menjadi kuat menghadapi berbagai pencobaan dalam hidup ini. Biarlah Roh Kudus masuk lebih dalam lagi ke dalam hati kami. Bapa, kami menyerahkan kehendak kami kepada-Mu. Terpujilah Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa dan Putera dan Roh Kudus, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Kis 19:1-8), bacalah tulisan yang berjudul “PAULUS MEMBERITAKAN KERAJAAN ALLAH DI EFESUS” (bacaan tanggal 13-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2015)

Cilandak, 12 Mei 2015 [HARI MINGGU PASKAH VII – TAHUN B]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

SEBAGAI PARA MURID YESUS, KITA JUGA DIUTUS KE TENGAH DUNIA

SEBAGAI PARA MURID YESUS, KITA JUGA DIUTUS KE TENGAH DUNIA

 (Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU PASKAH VII [TAHUN B] –  12 Mei 2024)

Hari Minggu Komunikasi Sedunia

OSF Sibolga: HR Margareta Bloching/Pendiri Tarekat, Perawan

Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya digenapai yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu itulah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. (Yoh 17:11b-19)

Bacaan Pertama: Kis 1:15-17,20a,20c-26; Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2,11-12,19-20ab; Bacaan Kedua: 1Yoh 4:11-16

Selagi Dia masih bersama para murid-Nya di dunia, Yesus telah menjaga agar para murid selalu berada dalam persatuan dan kesatuan. Sekarang, ketika Dia bersiap-siap untuk meninggalkan mereka, Yesus berdoa agar mereka tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan itu. Dia tahu bahwa ikatan persatuan dan kesatuan mereka haruslah didasarkan pada sesuatu yang bukan sekadar karena kesamaan kepentingan manusiawi. Persatuan dan kesatuan mereka haruslah datang dari kenyataan bahwa mereka ikut ambil bagian dalam suatu kehidupan yang dibuat mungkin oleh-Nya bagi mereka.

Yesus mengetahui bahwa selagi para murid-Nya pergi keluar melaksanakan misi perutusan mereka, mereka akan mengalami banyak masalah dan kesulitan. Yesus tidak meminta agar supaya Bapa surgawi mengambil para murid dari dunia (Yoh 17:15). Mengapa demikian? Karena para murid dipanggil untuk menjadi saksi-saksi hidup tentang kuasa Injil-Nya di tengah-tengah dunia. Yesus hanya memohon agar para murid-Nya dilindungi oleh Bapa dari yang jahat [si Jahat] ketika mereka memberitakan Kabar Baik (Yoh 17:15).

Seperti yang didoakan-Nya bagi para murid yang awal, sebagai Imam Besar Agung (Ibr 4:14), Yesus sampai hari ini juga masih melakukan doa syafaat yang sama bagi kita semua, para murid-Nya di abad ke-21 ini: Dia minta kepada Bapa surgawi agar menjaga dan melindungi kita di dalam dunia ini. Yesus telah menguduskan kita, memisahkan kita dalam “kebenaran” Bapa (Yoh 17:17). Apakah yang dimaksudkan dengan kebenaran ini? Kabar Baik tentang kasih Allah dalam Kristus Yesus. Selagi kita memperkenankan Roh Kudus menyingkapkan kebenaran Injil ini dalam hati kita, kita dapat melawan segala kekuatan Iblis dan roh-roh jahatnya yang terus aktif di sekeliling kita. “Kebenaran” ini adalah satu-satunya hal yang dapat mengalahkan segala kejahatan dalam dunia serta membuat Iblis dan antek-anteknya menjadi tak berdaya.

Akan tetapi, kita harus ingat bahwa Iblis tidak begitu saja mau menerima kekalahannya dan menyerah. Dia tetap berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (lihat 1Ptr 5:8). Iblis selalu memiliki niat jahat untuk melakukan distorsi-distorsi atas kebenaran mengenai kasih Allah. Ia terus memerangi umat Allah (lihat Why 13:7).

Allah ingin agar kita mengetahui  bahwa kita dapat dengan tegar berdiri tegak melawan kejahatan. Melalui doa-doa harian kita, kita dapat mentahtakan Yesus di dalam hati kita masing-masing. Dengan mengampuni orang-orang yang telah bersalah kepada kita, kita dapat menggiling habis satu dari benteng pertahanan Iblis yang paling kuat – penolakan. Dengan melayani penuh kasih dan menginjili orang-orang lain, kita dapat membangun suatu atmosfir penuh rahmat dan kebenaran di seluruh dunia. Karena kita sudah dikuduskan dalam kebenaran Injil, marilah kita tanpa ragu sedikit pun mengangkat senjata-senjata rohani kita sambil terus memajukan Kerajaan Allah.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi. Aku berterima kasih kepada-Mu penuh syukur dan memuji-muji-Mu karena lewat Yesus Kristus, Putera-Mu terkasih, Engkau telah memanggilku menjadi pelayan sabda-Mu. Hidup oleh kebenaran-Mu adalah sebuah kegembiraan penuh sukacita, ya Allahku. Lindungilah aku dari si Jahat dan malaikat-malaikat jahatnya dan gunakanlah diriku seturut kehendak-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 17:11b-19), bacalah tulisan yang berjudul “PARA MURID KRISTUS DIUTUS KE TENGAH DUNIA” (bacaan tanggal 12-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024. 

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2015)

Cilandak, 11 Mei 2024 [Pw/Pfak S. Ignatius dr Laconi, Biarawan Ordo I Kapusin]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

IMAN SEBESAR BIJI SESAWI

IMAN SEBESAR BIJI SESAWI

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Sabtu, 11 Mei 2024)

Keluarga Besar Fransiskan: Pw/Pfak S. Ignatius dr Laconi, Biarawan Ordo I Kapusin

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Tidak Aku katakan kepadamu bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yoh 16:23b-28)

Bacaan Pertama: Kis 18:23-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3,8-10

Dalam perumpamaan-Nya yang terkenal (Mat13:31-32; Mrk 4:31-32; Luk 13:19), Yesus menggambarkan Kerajaan Allah sebagai sebuah biji sesawi kecil yang bertumbuh menjadi sebatang pohon sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. Memang pertumbuhan merupakan misteri besar kehidupan. Pertumbuhan mempunyai dimensi yang mengandung suka maupun dimensi yang mengandung duka. Kita semua semua mengharapkan untuk bertumbuh dan memperoleh semua privilese yang berjalan dengan pertumbuhan itu …… kebebasan untuk mengambil keputusan-keputusan kita sendiri dll. Kita malah berpikir bahwa kita akan mengetahui segala sesuatu dan dapat melakukan segala sesuatu.

Namun dari pengalaman kita menyadari bahwa sangat menyakitkanlah bagi seseorang untuk bertumbuh. Ada banyak growing pains, baik secara fisik maupun psikologis. Tidak mudahlah untuk mengandalkan diri kita sendiri, … kita membutuhkan pihak lain juga, dan banyak orang tidak pernah menyadari hal ini dan karenanya tidak melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.

Seorang mahasiswa yang sedang galau, gamang mengirimkan sms kepada ayahnya: “Pa, aku tidak ada uang atau teman. Tolong dong!” Seterima sms itu sang ayah membalas dengan sms juga: “Carilah teman!” Jawaban mengejutkan dari sang ayah seperti ini sebenarnya dapat merupakan suatu blessing in disguise …… membuat anak muda itu bertumbuh. Agar supaya dapat bertumbuh, kita harus seringkali dipaksa untuk memecahkan sendiri masalah-masalah yang sedang kita hadapi. Sekali kita memiliki kebutuhan dan good will, maka kita dapat terkejut sendiri melihat betapa banyak yang dapat kita capai, hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita impi-impikan.

Inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Dia memberi pengajaran yang bersifat simbolis namun penuh kuat-kuasa: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, – maka gunung ini akan pindah, dan tidak akan ada yang mustahil bagimu”  (Mat 17:20; bdk. Luk 17:6). Ketika menjelaskan “perumpamaan tentang pokok anggur yang benar” dalam bagian lain perjamuan terakhir, Yesus bersabda: “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya”  (Yoh 15:7). Jadi, apabila kita memiliki keyakinan akan kuat-kuasa Allah dalam Yesus dan akan potensi yang diberikan-Nya kepada kita, maka kita dapat melihat dengan penuh rasa takjub apa yang dilakukan-Nya melalui diri kita.

Memang pada awalnya tidak mudah, namun ini adalah growing pains yang normal yang harus kita alami dan lalui.

DOA: Bapa surgawi, luluhkanlah apa saja dalam diri kami yang menghalangi kami menerima kasih-Mu. Kami tidak merasa malu untuk mengakui kebutuhan kami akan Dikau. Datanglah, ya Roh Kudus, dan penuhilah diri kami dengan curahan kasih-Mu pada hari Pentakosta. Semoga kami menjadi sumber air kasih-Mu bagi orang-orang di sekeliling kami. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Catatan: Untuk mendalami perikop Injil hari ini (Yoh 16:23b-28), bacalah tulisan yang berjudul  “MENGAPA BEGITU PENTING BAGI YESUS BAHWA PARA MURID-NYA MEMAHAMI BAPA SURGAWI?” (bacaan tanggal 11-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2015)

Cilandak, 10 Mei 2024 [Pfak S. Yohanes dr Avila, Imam Pujangga Gereja]  

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

YESUS BERJANJI KEPADA PARA MURID-NYA BAHWA DIA AKAN BERTEMU DENGAN MEREKA LAGI

YESUS BERJANJI KEPADA PARA MURID-NYA BAHWA DIA AKAN BERTEMU DENGAN MERELA LAGI

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VI Paskah – Jumat, 10 Mei 2024)

Pfak S. Yohanes dr Avila, Imam Pujangga Gereja

OSF: Hari Berdirinya Tarekat

SSCC: Pw S. Damianus de Veuster, Imam, Pahlawan Penderita Kusta di Pulau Molokai

HARI PERTAMA NOVENA PENTAKOSTA

Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari kamu. Pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. (Yoh 16:20-23a)

Bacaan Pertama: Kis 18:9-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-7

Sementara Yesus sudah semakin dekat dengan saat kematian-Nya, Dia masih terus mempersiapkan para murid-Nya agar dapat menghadapi saat perpisahan dengan-Nya dan untuk men-sharing-kan pengharapan besar yang tersimpan dalam hati-Nya. Sebagaimana seorang perempuan yang menanggung rasa sakit demi melahirkan bayinya ke tengah dunia, Yesus pun mengetahui bahwa penderitaan sengsara-Nya dan kematian-Nya akan membawa kehidupan baru ke tengah dunia. Ketika seorang perempuan memandang anak yang baru dilahirkannya, maka rasa sakit karena melahirkan itu pun menjadi tidak signifikan. Hati sang ibu dipenuhi dengan ketakjuban ketika memandangi bayi yang baru dilahirkannya itu. Hal serupa – namun tak sama tentunya – terjadi dengan Yesus. Yesus menyadari bahwa salib-Nya akan membawa karunia kehidupan baru yang penuh keajaiban, maka dengan cintakasih-Nya dan antisipasi-Nya yang besarlah Ia bergerak maju untuk wafat di kayu salib.

Para murid sungguh menanggung rasa sedih luarbiasa yang disertai dengan kebingungan selagi mereka menyaksikan Yesus ditangkap, diadili dalam pengadilan “dagelan”, dijatuhi hukuman mati dan mati di kayu salib di bukit Kalvari. Namun Yesus telah berjanji kepada mereka: “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari kamu” (Yoh 16:22). Yesus berjanji kepada para murid-Nya bahwa Ia akan bertemu dengan mereka lagi; dan para murid akan bergembira karena mereka akan mengenal pandangan penuh kasih dari Yesus kepada mereka. Mereka akan mengenal dan mengalami damai-sejahtera dan aman bilamana terus berada di bawah pandangan penuh siaga dari Yesus, tidak pernah dilupakan atau dibuang. Pengetahuan seperti ini sungguh membawa sukacita besar kepada para murid.

Yesus sangat mengetahui berbagai pergumulan dan pencobaan yang kita alami dan hadapi. Dia mengetahui rasa takut yang sudah cukup lama merasuki diri kita, kekhawatiran yang sudah sekian lama menindih kita, namun juga segala pengharapan dan impian yang selama ini kita simpan sendiri dalam hati. Tidak ada yang luput dari pandangan Yesus. Ia berjanji kepada para murid-Nya bahwa Ia akan bertemu dengan mereka lagi, demikian pula mata-Nya yang memancarkan kasih akan terus memperhatikan kita. Selagi Dia berdiri di hadapan Bapa untuk melakukan syafaat bagi kita, Dia mampu untuk memenuhi diri kita dengan sukacita akan kehadiran-Nya, membalikkan rasa sedih kita menjadi sukacita karena kita mengenal bela-rasa dan kekuatan-Nya.

Yesus senantiasa siap untuk memberikan hikmat-Nya yang kita memang perlukan untuk menghadapi situasi apa saja. Yang harus kita lakukan adalah dengan rendah hati memanjatkan permohonan kita dan mentaati perintah-perintah-Nya. Kuat-kuasa-Nya yang maha dahsyat dapat membuat keajaiban-keajaiban dalam hati kita yang jauh lebih besar daripada yang kita pernah bayangkan!

DOA: Datanglah, ya Roh Kudus, berikanlah kepada kami mata-iman agar dapat melihat karya Bapa dan Putera dalam kehidupan kami. Lahirkanlah dalam diri kami suatu pengalaman lebih mendalam akan kasih-Mu dan kemauan yang lebih besar untuk dibentuk ke dalam keserupaan dengan Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami. Kami bersukacita dalam hidup baru yang telah Kau berikan kepada kami. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 16:20-23a), bacalah tulisan yang berjudul “SEBUAH PARADOKS” (bacaan tanggal 10-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2012)

Cilandak, 9 Mei 2024 [HARI RAYA KENAIKAN TUHAN – TAHUN B]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA

KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA KENAIKAN TUHAN [Tahun B} – Kamis, 9 Mei 2024)

Lalu Ia berkata kepada mereka, “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam  bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun yang mematikan, mereka tidak akan mendapat celaka; merek akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. (Mrk 16:15-20)

Bacaan Pertama: Kis 1:1-11; Mazmur Tanggapan: Mzm 47:2-3,6-9; Bacaan Kedua: Ef 4:1-13

Catatan awal: Uraian berikut adalah terjemahan bebas dari khotbah Santo Augustinus dari Hippo [354-430] yang terdapat dalam Buku Ibadat Harian berbahasa Inggris Jilid II MASA PRAPASKAH DAN PASKAH [THE DIVINE OFFICE II LENT AND EASTERTIDE], hal. 626-628.

Pada hari ini Tuhan kita Yesus Kristus naik ke surga; maka biarlah hati kita naik bersama dengan Dia. Dengarkanlah sang Rasul: “… apabila kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah hal-hal yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol 3:1-2). Yesus selalu berada bersama kita walaupun setelah kenaikan-Nya ke surga (catatan: lewat kehadiran Roh Kudus-Nya), dengan demikian kita pun dapat dikatakan sudah di surga bersama dengan-Nya, walaupun yang telah dijanjikan kepada kita belum dipenuhi dalam tubuh kita.

Mengapa kita di atas bumi tidak berjuang untuk menemukan tempat peristirahatan bersama Dia bahkan sekarang juga, melalui iman, pengharapan, dan kasih yang mempersatukan kita dengan diri-Nya? Sementara di surga Dia berada bersama kita; dan sementara di atas bumi kita juga berada bersama dengan Dia. Yesus tidak meninggalkan surga manakala Dia turun untuk berada bersama dengan kita; Dia juga tidak meninggalkan kita ketika Dia naik lagi ke surga. Fakta bahwa Dia ada di surga walaupun ketika Dia berada di atas bumi telah dikatakan-Nya sendiri kepada Nikodemus: “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia” (Yoh 3:13).

Kristus adalah Kepala kita, dan kita adalah tubuh-Nya. Tidak ada seorang pun telah naik ke surga kecuali Kristus karena kita juga adalah Kristus: Ia adalah Anak Manusia oleh persatuan-Nya dengan kita, dan oleh/melalui persatuan kita dengan-Nya kita adalah anak-anak Allah. Jadi, sang Rasul berkata: “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan semua anggota tubuh itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus” (1Kor 12:12). Ia juga mempunyai banyak anggota, walaupun satu tubuh.

Karena bela rasa-Nya bagi kita, Dia turun dari surga, dan walaupun Ia naik ke surga sendiri, kita juga naik, karena kita ada dalam Dia oleh rahmat. Jadi, tidak ada siapa pun kecuali Kristus yang turun dari surga dan tidak ada seorang pun yang kecuali Kristus yang naik ke surga. Hal ini bukan dikarenakan bahwa tidak ada perbedaan antara kepala dan tubuh, tetapi karena tubuh sebagai suatu kesatuan tidak dapat dipisahkan dari kepala.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, kami bergembira dalam kesatuan dan persatuan intim dengan Engkau. Engkau telah membuka pintu-pintu surga, dan kami bergembira bahwa sekarang kami duduk bersama dengan Engkau – dan dalam Engkau – di sebelah kanan Bapa surgawi. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Kedua hari ini (Ef 1:17-23), bacalah tulisan yang berjudul “ALLAH TELAH NAIK DENGAN DIIRINGI SORAK-SORAI, YA TUHAN ITU, DENGAN DIIRINGI BUNYI SANGKAKALA” (bacaan tanggal 9-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2015)

Jakarta, 8 Mei 2024 [OFMCap: Pfak B. Yeremias dr Salakhia]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

SANTO FILIPUS DAN YAKOBUS, RASUL

SANTO FILIPUS DAN YAKOBUS, RASUL

(Bacaan  Injil Misa Kudus, Pesta S. Filipus dan Yakobus – Sabtu, 3 Mei 2014)

Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”

Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Siapa saja yang telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya.

Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, aku akan melakukannya, supaya Bapa dimuliakan di dalam anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yoh 14:6-14)

Bacaan Pertama: 1Kor 15:1-8; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5

“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.” (Yoh 14:12)

Pada hari ini kita merayakan pesta dua orang dari para rasul Yesus yang pertama: Filipus and Yakobus.  Sejarah tidak meninggalkan terlalu banyak cerita terinci tentang apa saja yang terjadi dengan kedua orang rasul ini setelah hari Pentakosta Kristiani yang pertama. Kita bahkan tidak tahu apakah Yakobus ini (juga dikenal sebagai Yakobus kecil) juga sama dengan Yakobus yang memimpin gereja di Yerusalem, orang yang menulis surat Yakobus, atau malah Yakobus yang lain sama sekali.

Akan tetapi, kita mengetahui bahwa baik Filipus maupun Yakobus selalu ada bersama-sama dengan Yesus dalam karya pelayanan-Nya, dan mereka ada dalam ruangan atas pada hari Pentakosta Kristiani yang pertama ketika Roh Kudus turun atas para rasul. Kita juga percaya bahwa Filipus and Yakobus wafat sebagai martir Kristus, karena kegiatan pewartaan Injil Yesus Kristus dan kesaksian hidup mereka. Kita memang tidak tahu secara terinci, namun kita dapat menaruh kepercayaan bahwa – seturut janji Yesus – pada akhir hayat mereka, dua orang rasul ini pun telah melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar  daripada pekerjaan-pekerjaan Yesus sekali mereka pergi ke tengah dunia dengan pesan Injil.

Kita juga telah menerima Roh Kudus dan telah dipanggil guna mewartakan Injil. Kita semua tahu bahwa kita harus bekerja dan berpikir keras serta cerdas untuk kegiatan evangelisasi dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Kita sebagai umat Kristiani yang Katolik cenderung sangat baik dalam pengetahuan tentang apa saja yang diharapkan dari kita – walaupun kita tidak selalu melakukannya. Namun pada hari ini, mungkin harus “berani untuk bermimpi”, bukannya berpikir terus tentang kekurangan-kekurangan kita, di area-area mana saja kita dapat gagal dlsb.

Kita percaya bahwa Yesus menjanjikan kepada kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan-Nya. Sebagai orang-orang yang percaya, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kelihatannya pekerjaan-pekerjaan itu? Tanda heran apa yang kiranya Yesus siapkan untuk bekerja melalui diri kita jika kita mengambil langkah iman dan rasa percaya? Para kudus di masa lampau telah melakukan hal-hal yang menakjubkan dalam nama Yesus karena iman mereka. Dapatkah kita mengharapkan hal yang sama terjadi juga dengan kita? Tentu saja kita dapat! Tidak ada di mana pun dalam Kitab Suci yang mengatakan bahwa penyembuhan-penyembuhan tidak dimungkinkan lagi dalam zaman ini, atau makanan di dalam dapur umum tidak dapat dilipat-gandakan secara ajaib, atau seorang sahabat yang tidak percaya tidak dapat memperoleh pengalaman luarbiasa sehubungan dengan kasih Allah. Marilah kita mencoba untuk percaya sepenuhnya akan sabda Yesus dan lihatlah apa yang akan terjadi.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, aku menaruh kepercayaanku pada janji-janji-Mu, bahkan janji-janji yang terdengar tak masuk akal manusia. Tolonglah aku yang tidak percaya, ya Yesus! Oleh kuat-kuasa Roh Kudus-Mu, buatlah diriku seperti rasul-rasul-Mu terkasih, Filipus dan Yakobus. Terima kasih, ya Tuhan, terpujilah nama-Mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 14:6-14), bacalah tulisan yang berjudul “MENGENANG SANTO FILIPUS DAN YAKOBUS, RASUL” (bacaan tanggal 3-5-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

Cilandak, 2 Mei 2024 [Pw S. Atanasius, Uskup Pujangga Gereja]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

RESOLUSI KONFLIK DALAM GEREJA PERDANA

RESOLUSI KONFLIK DALAM GEREJA PERDANA

RESOLUSI KONFLIK DALAM GEREJA PERDANA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Pw S. Atanasius, Uskup Pujangga Gereja – Kamis, 2 Mei 2024)

Sesudah berdebat beberapa waktu lamanya, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka, “Hai Saudara-saudara, kamu tahu bahwa sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraanku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Allah, yang mengenal hati manusia, memberi kesaksian untuk mereka dengan mengaruniakan Roh Kudus kepada mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak membeda-bedakan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu gandar yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya bahwa melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan diselamatkan sama seperti mereka juga.”

Lalu diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceritakan segala tanda dan mukjizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di antara bangsa-bangsa lain. Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus, “Hai Saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceritakan bahwa pada mulanya Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan bahkan segala bangsa yang atasnya nama-Ku disebut, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui sejak semula. Sebab itu aku berpendapat bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari hal-hal yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.” (Kis 15:7-21)

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-3,10; Bacaan Injil: Yoh 15:9-11

Pada waktu orang-orang non-Yahudi mulai menerima Injil, maka Gereja perdana yang semula hanya terdiri dari orang-orang Kristiani Yahudi (baik Yahudi-Palestina maupun Yahudi-Helinis[tis]), harus bergumul dengan suatu isu yang mungkin saja tidak pernah terpikirkan oleh mereka sebelumnya: Apa hubungannya antara mengikuti Hukum Musa dan mengikuti Yesus? Sungguh suatu isu yang pelik. Ada kelompok yang percaya sekali bahwa para pengikut Yesus harus melanjutkan menepati seluruh hukum Allah yang telah diberikan melalui Musa. Mereka bersikukuh bahwa persyaratan ini juga harus diterapkan tidak hanya pada orang Yahudi, tetapi juga pada orang-orang “kafir” yang ingin bergabung ke dalam Gereja/Jemaat.

Orang-orang Yahudi Kristiani ini memang tidak berpandangan bahwa mereka dapat diselamatkan oleh kepatuhan mereka pada Hukum Musa ini. Akan tetapi mereka memandang ketaatan pada hukum itu sebagai jalan untuk menanggapi intervensi Allah dalam kehidupan mereka. Allah telah memberikan kepada mereka suatu relasi dengan diri-Nya, dan memelihara hukum-Nya merupakan jalan sentral bagi mereka untuk memelihara relasi dengan Allah itu. Dengan demikian, orang-orang Yahudi Kristiani ini berpikir bahwa hukum harus tetap berperan sentral dalam tanggapan mereka kepada Allah – bahkan setelah kedatangan Yesus  dan perjanjian baru dalam darah-Nya. 

Di lain pihak orang-orang Yahudi Kristiani yang lain, seperti Paulus dan Petrus tidak sependapat dengan kelompok tadi. Bagi kelompok Paulus dkk. hukum Musa seharusnya tidak lagi menempati tempat sentral dalam relasi umat dengan Allah. Sebaliknya, Yesus-lah yang harus menjadi pusat!!! Tentu hukum tetap harus menjadi panduan kita untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, namun tanggapan kita terhadap Allah haruslah difokuskan pada  “mengikuti jejak Kristus”. Konflik ini terangkat ke permukaan sejak adanya beberapa orang Yahudi Kristiani yang datang mengunjungi gereja di Antiokhia. Ketika krisis memuncak, diputuskanlah untuk membawa isu ini ke sidang sebuah konsili di Yerusalem.  Jangan bayangkan Konsili Yerusalem ini diselenggarakan dengan tenang. Perhatikanlah kata “debat” dalam bacaan di atas (Kis 15:7). Ini adalah pertarungan antara para pembela doktrin-doktrin yang berbeda secara prinsipiil. 

Pemimpin Gereja di Yerusalem adalah Yakobus saudara Tuhan Yesus (lihat Gal 1:18-19), dan dalam hal ini tugasnya memang tidak mudah. Petrus tidak berbicara lembek dalam konsili ini. Satu kalimatnya yang keras: “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu gandar yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” (Kis 15:10).

Yakobus  adalah seorang Yahudi yang sangat saleh, tetapi dia memiliki satu ciri seorang pemimpin yang baik: dia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk mendengarkan! Sikap yang ditunjukkan Yakobus cukup luwes: dia tidak membuang segala tradisi, dan secara hati-hati melalukan discernment apakah yang kiranya cocok untuk gereja “campuran” yang semakin bertumbuh-kembang. Yakobus patuh pada rencana Allah sehingga konflik yang ada pun dapat diselesaikan dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan dalam Gereja perdana.

Lihatlah betapa pentingnya kita saling mendengarkan, bahkan lebih penting lagi mendengarkan “suara” Roh Kudus! Begitu mudah kita jatuh cinta pada ide-ide kita sendiri, lalu kita menutup telinga terhadap suara-suara yang lain. Ingatlah, kalau kita begitu mencintai ide-ide kita sendiri, bisa-bisa kita lupa dan luput mencintai Allah dan saudari-saudara kita. Dalam situasi sedemikian kita menjadi target yang empuk dari tipu-daya si Jahat. Lihatlah sejarah perpecahan dalam Gereja yang sungguh merupakan skandal, dan hal itu jelas tidak sesuai dengan maksud Yesus mendirikan Gereja-Nya. Allah sungguh berhasrat melihat kita mengalami kesatuan dan persatuan yang penuh kasih dan sukacita secara mendalam. Dia sendiri mohon kepada Bapa agar kita menjadi satu (Yoh 17:11). Allah akan melakukan hal itu – hanya kalau kita memperkenankan-Nya membuat diri kita orang-orang yang mau mendengarkan, mau belajar dan mau mengasihi.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, jadikanlah aku seorang pendengar yang baik! Dimuliakanlah nama-mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 15:9-11), bacalah tulisan yang berjudul “JIKALAU KITA MENURUTI PERINTAH YESUS, KITA AKAN TINGGAL DI DALAM KASIH YESUS” (bacaan tanggal 2-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2010)

Cilandak, 1 Mei 2024 [Pfak S. Yusuf Pekerja]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KITA DIUNDANG OLEH YESUS UNTUK TINGGAL DI DALAM DIA

KITA DIUNDANG OLEH YESUS UNTUK TINGGAL DI DALAM DIA

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Rabu, 1 Mei 2024)

Pfak S. Yusuf Pekerja

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” (Yoh 15:1-8) 

Bacaan Pertama: Kis 15:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-5

“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat  berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”  (Yoh 15:4)

Ini adalah sebuah janji Yesus yang sungguh luarbiasa! Kita adalah milik Yesus dan Ia milik kita, tidak ubahnya ranting-ranting adalah milik pokok anggur dan pokok anggur adalah milik dan sekaligus sumber kehidupan ranting-rantingnya. Walaupun dalam kehidupan kita yang penuh dengan kesibukan sehingga kita seringkali tidak menyadari akan kehadiran-Nya, Dia tetap ada bersama kita, mengasihi kita, memperkuat kita, berdoa syafaat kepada Bapa sebagai Pengantara kita (lihat Ibr 9:11 dsj), siap untuk memberikan kepada kita hikmat-kebijaksanaan dan hidup. Ia tidak membuang atau meninggalkan kita pada masa-masa pencobaan atau kesulitan atas diri kita. Bahkan pada saat-saat kita meninggalkan diri-Nya (menyeleweng atau melanggar perintah-perintah-Nya), Yesus tetap siap menerima pertobatan kita dan membersihkan kita dari dosa-dosa kita.

Sebagaimana Dia tinggal dalam kita, Yesus mengundang kita untuk tinggal dalam Dia – dalam hati-Nya yang terluka. Karena kita dikasihi oleh-Nya dengan begitu mendalam dan tanpa syarat, kita dapat beristirahat dengan aman dan penuh kedamaian  di dalam hati Yesus. Dalam Dia kita adalah suatu ciptaan baru, segala dosa kita diampuni dan diperdamaikan dengan Bapa surgawi.

Selagi kita tetap tinggal dalam Yesus, kita akan memahami bahwa Dia melihat semua orang dengan kasih sama seperti yang diberikan-Nya kepada kita. Kita sebenarnya tidak pantas untuk mendapatkan posisi istimewa sedemikian. Kita ditebus oleh rahmat Allah semata – rahmat yang diberikan oleh-Nya kepada semua orang. Kita juga dapat mengasihi secara tanpa syarat, hanya apabila kita mengalami kehadiran Yesus yang tinggal di dalam diri kita. Bila kita memperkenankan Yesus menyatakan diri-Nya kepada kita, misalnya ketika kita berdoa, ketika kita membaca dan merenungkan sabda Tuhan dalam Kitab Suci, ketika kita menerima sakramen-sakramen, maka hidup-Nya akan mengalir dari diri kita kepada orang-orang lain dan memampukan kita untuk berbuah yang menyenangkan hati Allah dan menyegarkan orang-orang lain (lihat Yoh 15:8). Kristus dalam diri kita menjadi harapan akan kemuliaan, tidak hanya bagi diri kita, melainkan juga untuk setiap orang yang yang hidupnya kita sentuh.

Saudari-Saudara yang terkasih. Apakah anda merasa seakan tidak dapat melanjutkan fungsi anda sebagai penyalur kasih-Nya? Apakah anda menghadapi kesulitan untuk mengampuni orang-orang yang telah mendzolimi anda, yang telah membuat anda menderita? Inilah saatnya bagi anda untuk menyerahkan diri kepada kehadiran Kristus dalam diri anda dan memperkenankan Dia untuk memberi asupan makanan kepada anda, seperti sebuah ranting menerima hidup dari pokok anggur. Yesus bersabda, “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalu kamu tidak tinggal di dalam Aku” (Yoh 15:4).

Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing berbagai karunia dan talenta. Kita masing-masing mempunyai peranan yang harus kita mainkan dalam memajukan Kerajaan Allah. Oleh karena itu, baiklah pada hari ini kita berseru kepada Tuhan memohon kehadiran-Nya untuk menguasai diri kita, memperbaharui diri kita, memperdalam kapasitas kita untuk tinggal dalam Dia.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, dengan kerendahan hati yang tulus aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Bersihkanlah diriku dengan darah-Mu yang kudus, penuhilah diriku dengan pemikiran-pemikiran dan hasrat-hasrat-Mu. Aku ingin mengalami kehadiran-Mu secara lebih penuh pada hari ini dan berbuah bagi-Mu. Ya Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Kis 15:1-6), bacalah tulisan yang berjudul “ALLAH TELAH MELAKUKAN SEGALA SESUATU  YANG DIPERLUKAN AGAR KITA DAPAT BERDAMAI DENGAN DIRI-NYA” (bacaan tanggal 1-5-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saja pada tahun 2014_

Cilandak, 30 April 2024 [Pfak S. Pius V, Paus]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

APA YANG DIMAKSUDKAN OLEH YESUS DENGAN KATA “DUNIA” DALAM PENGAJARAN-NYA PADA PERJAMUAN TERAKHIR

APA YANG DIMAKSUDKAN OLEH YESUS DENGAN KATA “DUNIA” DALAM PENGAJARAN-NYA PADA PERJAMUAN TERAKHIR

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Selasa, 30 April 2024)

Pfak S. Pius V, Paus

OFMCap: Pfak B. Benediktus dr Urbino, Biarawan

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang. Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku, tetapi dunia harus tahu bahwa aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku. (Yoh 14:27-31a)

Bacaan Pertama: Kis 14:19-28; Mazmur Tanggapan: 145:10-13ab,21

Kita memiliki kecenderungan untuk mendengarkan secara serius kata-kata terakhir yang diucapkan oleh seseorang yang kita kasihi, pada saat-saat menjelang kematiannya. Kita merasa rindu untuk menerima suatu jaminan cintakasih perpisahan atau kata-kata istimewa sebagai legacy untuk membimbing kita dalam hidup kita ke depan. Inilah yang seyogianya juga kita perhatikan kalau membaca dan merenungkan kata-kata apa saja yang diucapkan oleh Yesus pada malam terakhir kehidupan-Nya di dunia (Yoh 14-17).

Dalam kata-kata perpisahan Yesus kepada orang-orang terdekat-Nya, Yesus merujuk kepada “dunia” sebanyak hampir 40 kali. Karena sedemikian seringnya Yesus menyebut kata “dunia” ini dan dalam begitu banyak cara yang berbeda, maka sah-sah saja bagi kita untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh-Nya dengan “dunia” ini.

Dalam artian tertentu, dunia adalah segenap ciptaan (termasuk kita), yang sangat dikasihi Allah. Karena diciptakan oleh Allah, maka dunia dan semua penghuninya mencerminkan kebaikan-Nya: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Namun, tidak lama kemudian dosa memasuki dunia melalui Adam dan Hawa, dan sejak saat itu dunia berada dalam kekuasaan si Jahat yang dinamakan Yesus sebagai “penguasa dunia” (Yoh 14:30).

Jadi, jika Kitab Suci memperingatkan kita untuk tidak mencintai “dunia”, maka sebenarnya ini adalah peringatan agar kita tidak mempunyai kelekatan dengan berbagai falsafah atau nilai dunia yang menolak atau melawan Allah. Dalam “Doa Yesus untuk para murid-Nya”, Dia berkata: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat” (Yoh 17:14-15). Oleh karena itu, walaupun kita hidup di dunia yang sudah jatuh ini, kita bukan dari dunia ini. Kita harus menghindari “daya tarik” dunia yang menggoda kita ke dalam dosa, seperti ada tertulis: “Semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, tidak berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (lihat 1Yoh 2:16). Kita juga harus mempunyai keyakinan, bahwa Yesus telah mengalahkan dunia. Yesus sendiri mengatakan: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, aku telah mengalahkan dunia” (Yoh 16:33). Sesungguhnya, memang “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan supaya dunia diselamatkan melalui Dia” (Yoh 3:17).

Yesus telah mengalahkan dosa dan kuasa Iblis, dan kita yang digabungkan dengan Dia melalui iman sekarang ikut ambil bagian dalam kemenangan-Nya. Di depan Pilatus, Yesus bersaksi tentang kebenaran (Yoh 18:37). Demikian pula kita diutus ke dalam dunia sebagai saksi-saksi (lihat Mrk 16:15). Misi kita adalah untuk membawa orang-orang lain keluar dari dunia yang sudah dikuasai dosa, dunia yang sama yang telah kita tinggalkan ketika digabungkan dengan Kristus – dan ke dalam kerajaan Allah.

DOA: Tuhan Yesus, semoga kerajaan-Mu datang ke dalam dunia ini! Tolonglah aku agar dapat menjadi saksi-Mu yang baik, yang dapat menarik orang-orang lain ke dalam kerajaan-Mu itu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 14:27-31a), bacalah tulisan yang berjudul “DAMAI SEJAHTERA KUBERIKAN  KEPADAMU” (bacaan tanggal 30-4-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahum 2015)

Cilandak, 29 April 2024 [Pw S. Katarina dr Siena, Perawan Perawan Pujangga Gereja]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

YESUS ADALAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP

YESUS ADALAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Jumat, 26 April 2024)

 “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Apabila aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.

Kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:1-6)

Bacaan Pertama: Kis 13:26-33; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:6-11

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6).

Dalam Bacaan Injil hari ini, Santo Yohanes Penginjil menginginkan agar kita sering kembali ke ruang atas di Yerusalem, di mana Yesus duduk pada meja perjamuan bersama-sama para murid-Nya yang pertama di malam hari sebelum kematian-Nya pada kayu salib. Murid-murid Yesus ini makan bersama dalam perayaan Ekaristi yang pertama, Roti Kehidupan, di mana Yesus telah menyerahkan hidup-Nya bagi kita, dalam bentuk pemberian tubuh-Nya, suatu kematian simbolis yang akan menjadi kematian riil diri-Nya pada keesokan harinya, yaitu pada hari yang kita kenal sebagai hari Jumat Agung.

Pada malam itu juga, sebelum Yesus dan murid-murid-Nya meninggalkan tempat itu untuk pergi ke taman Getsemane, Yesus berdoa untuk para murid-Nya (Yoh 17:1-26), a.l. yang berikut ini: “Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku …” (Yoh 14:24). Dengan kata lain, Yesus mau mengatakan kepada Bapa-Nya, “Besok Aku akan melalui kematian dan akan berdiri dalam kekekalan. Aku ingin agar para sahabat-Ku berada berama-sama dengan Aku. Seperti Aku meminta Bapa agar tidak meninggalkan Aku sendiri dalam kematian-Ku, maka Aku pun minta kepada-Mu agar tidak meninggalkan para sahabat-Ku sendirian dalam kematian mereka.” Demikianlah Yesus berjanji untuk menyiapkan sebuah tempat bagi kita, sehingga di mana Dia berada kita juga berada (Yoh 14:2-3).

Marilah kita mencatat bagaimana Yesus pergi, Kita perlu memahaminya karena Dia berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup”  (Yoh 14:6). Ia menunjukkan kepada kita JALAN menuju sukacita kekal ini; Ia mengatakan KEBENARAN mengenai hal itu; Ia memberikan kepada kita HIDUP, karena hanya Dialah yang memiliki kuat-kuasa yang sejati.

Apakah yang dimaksud dengan “Yesus adalah JALAN”? Jalan macam apakah itu? Itu adalah JALAN SALIB. Tentu ada kepedihan dan penderitaan, beratnya beban yang harus dipikul, pengorbanan dan rasa duka. Ini adalah JALAN yang ditempuh oleh Yesus pada hari Jumat Agung, satu hari setelah Dia berbicara mengenai hal ini dan membuat janji besar. Namun ini bukanlah akhir dari jalan, malah jauh dari akhir. Tiga hari kemudian terwujudlah JALAN KEMENANGAN PENUH KEMULIAAN, suatu kebangkitan yang menakjubkan, suatu kehidupan yang dipenuhi dengan sukacita, kuat-kuasa, damai-sejahtera, dan kasih.

Yesus adalah KEBENARAN! Ia adalah jawaban terhadap semua teka-teki dan pencobaan dalam kehidupan manusia. Yesus adalah HIDUP untuk mana kita diciptakan. Ia adalah sang Pencipta yang Mahakuasa, dan Ia adalah makna dan tujuan hidup. Yesus, dalam kasih-Nya yang tanpa batas, berjanji bahwa kita akan ikut ambil bagian dalam hidup penuh kemuliaan yang penuh kuat-kuasa dan tanpa batas itu. Satu-satunya persyaratan yang dibutuhkan adalah bahwa kita mengikut Dia dengan penuh iman: “Akulah kebangkitan dan hidup; siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh 11:25-26).

DOA: Tuhan Yesus Kristus, kami percaya bahwa Engkau adalah “Jalan dan Kebenaran dan Hidup”. Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup, yang telah menyediakan tempat di surga yang penuh kemuliaan bagi kami semua. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Kis 13:26-34), bacalah tulisan yang berjudul “KHOTBAH PAULUS DI ANTIOKHIA DI PISIDIA” (bacaan tanggal 26-4-24) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 24-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2024.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 25 April 2024 [Pesta S. Markus, Penulis Injil]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS