Posts tagged ‘KERAJAAN ALLAH’

YESUS-LAH BATU YANG DIBUANG DAN TELAH MENJADI BATU PENJURU

YESUS-LAH BATU YANG DIBUANG DAN TELAH MENJADI BATU PENJURU

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Prapaskah – Jumat, 1 Maret 2024)

“Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan membuat pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain lagi dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Inilah ahli warisnya, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata mereka kepada-Nya, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi. (Mat 21:33-43,45-46)

Bacaan Pertama: Kej 37:3-4,12-13,17-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 105:16-21

“Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.” (Mzm 118:22)

Para pengkhotbah Kristiani di awal-awal sejarah Gereja kelihatannya suka menggunakan ayat mengenai batu yang dibuang dan telah menjadi batu penjuru ini. Dengarkanlah apa yang dikatakan Petrus (ditemani oleh Yohanes) yang penuh dengan Roh Kudus berbicara di hadapan Mahkamah Agama, a.l sebagai berikut: “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri – namun ia telah menjadi batu penjuru” (Kis 4:11).

Sebagai “batu yang dibuang”, Yesus masuk ke dalam ikatan solidaritas dengan para korban yang tak bersalah di segala zaman. Perumpamaan tentang kebun anggur adalah cerita mengenai tindakan kekerasan yang kejam dan … berdarah, sampai menghilangkan nyawa orang! Orang-orang yang tidak bersalah dipukuli dan dianiaya oleh mereka yang berambisi buruk. Darah Yesus yang dicurahkan dari atas kayu salib menjadi bagian dari sejarah sekian banyak darah orang-orang tak bersalah dari abad ke abad. Di abad ke-20 saja diperkirakan ada sekitar 100 juta orang yang telah dibunuh dalam perang dunia, perang-perang lainnya, perang gerilya dan perang antara “geng” preman-preman, kamp konsentrasi, “gulag” di Uni Soviet, pembunuhan-pembunuhan tokoh-tokoh, terorisme dlsb.

Yesus masuk ke dalam kelompok orang-orang tak bersalah yang menderita sebagai tawanan-tawanan hati nurani, para pengungsi atau korban penindasan HAM. Dunia orang-orang tak bersalah juga mencakup orang-orang yang tidak mendapat bagian yang adil dalam hal distribusi sumber daya dunia, para korban kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter dari pemerintah yang lebih mementingkan perlindungan terhadap diri para pengusaha dan orang kaya, juga para korban dari eksploitasi lingkungan hidup yang merusak udara, air dan lapisan ozone yang seyogianya melindungi penduduk bumi.

Setiap hari, banyak dari kita adalah korban-korban dari kesalahpahaman, ketidakhati-hatian, keserakahan. Mereka menderita karena ambisi, akal-akalan, ketamakan, ketidakpekaan dlsb. dari orang-orang lain.

Siapa saja mereka yang berada dalam posisi sebagai korban-korban tak bersalah, dapat memandang Yesus di kayu salib, dan Ia siap menyambut mereka dengan tangan terbuka lebar-lebar dan kemudian merangkul mereka: karena Dia adalah “batu yang dibuang”, sama seperti dengan semua orang yang ditolak/dibuang dan korban-korban tak bersalah lainnya.

Di atas kayu salib Yesus adalah suatu tanda bela rasa dan solidaritas. Dan, dalam kebangkitan-Nya Dia adalah suatu tanda pengharapan dan pemulihan nama baik-Nya. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan malah dipilih untuk berfungsi sebagai batu penjuru yang sangat vital dalam sebuah bangunan. “Hal itu terjadi dari pihak TUHAN (YHWH), suatu perbuatan ajaib di mata kita” (Mat 21:42; bdk. Mzm 118:23).

Yesus adalah suatu tanda untuk menunjukkan bahwa Allah berpihak pada para korban yang tak bersalah. Allah Bapa yang membangkitkan Yesus dari alam maut, akan membersihkan nama baik semua orang tak bersalah yang menderita karena ulah orang lain. Namun mereka harus menunggu dengan sabar sampai tiba waktu (Yunani: Kairos) Allah sendiri. Yesus yang bangkit dari antara orang mati, adalah tanda pengharapan dan pengakuan bahwa diri-Nya adalah Ilahi. Santo Petrus dalam suratnya yang pertama menasihati dan mengajak kita: “Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani” (1Ptr 2:4-5).

Guna mengakhiri permenungan kita kali ini, marilah kita mendengar dengan penuh rasa syukur bagian akhir dari “Sabda-sabda Bahagia” yang disabdakan Yesus: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersuka cita dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12).

DOA: Bapa surgawi, kuat-kuasa-Mu seringkali terlihat justru di tengah-tengah kegagalan manusia. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan justru Kaujadikan batu penjuru yang sangat penting demi keselamatan umat manusia, dalam hal ini Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Dimuliakanlah nama-Mu, ya Allah kami, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami bacaan Injil hari ini (Mat 21:33-43,45-46), bacalah tulisan yang berjudul “PERUMPAMAAN YESUS TENTANG PARA PENGGARAP KEBUN ANGGUR” (bacaan tanggal 21-3-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2014.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 29 Februari 2024 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PERUMPAMAAN TENTANG ORANG-ORANG UPAHAN DI KEBUN ANGGUR

PERUMPAMAAN TENTANG ORANG-ORANG UPAHAN DI KEBUN ANGGUR

 (Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XX – Rabu, 23 Agustus 2023)

Pfak S. Rosa dr Lima, Perawan

OP: Pesta S. Rosa dr Lima, Pelindung Kongregasi

OFMCap: Pfak B. Berardus dr Offida, Biarawan

“Adapun hal Kerajaan Allah sama seperti seorang pemilik kebun anggur yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar lagi dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergilah juga kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Lalu mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam pemilik kebun itu berkata kepada mandornya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk pertama. Lalu datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk pertama, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada pemilik kebun itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi pemilik kebun itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk gterakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama akan menjadi yang terakhir. (Mat 20:1-16)

Bacaan Pertama: Hak 9:6-15; Mazmur Tanggapan: Mzm 21:2-7

Bayangkanlah seseorang bekerja sepanjang hari untuk upah yang berjumlah sama dengan seorang lainnya yang bekerja hanya untuk satu jam lamanya. Rasa keadilan kita akan sungguh terusik. Dilihat dari kacamata dunia – keprihatinan-keprihatinan dan peraturan-peraturannya berkaitan dengan keadilan – tidak sulitlah bagi orang untuk berpihak pada para pekerja yang berpikir bahwa karena mereka bekerja untuk waktu yang lebih lama, maka mereka harus menerima upah yang lebih banyak daripada para pekerja yang bekerja untuk waktu yang lebih sedikit. Hal inilah yang dinilai adil dan

benar! Kelompok pekerja yang pertama mulai bekerja pada jam 6 pagi. Mereka bekerja di kebun anggur sekitar 12 jam lamanya dan menjelang tengah hari dan di siang hari mereka sungguh bekerja di bawah terik matahari yang panasnya sungguh menyengat tubuh. Mereka semua bekerja untuk upah sebesar 1 denarius, sebuah uang logam Romawi yang bernilai satu hari kerja. Kelompok pekerja yang terakhir datang ke kebun anggur pada jam 5 sore dan bekerja untuk satu jam saja – mereka juga menerima upah dalam jumlah yang sama.

Sungguh alamiah bagi kita untuk berpikir seperti itu, namun yang kita luput pertimbangkan adalah bahwa Yesus sedang menceritakan sebuah perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Keadilan bukan merupakan isu di sini. Tidak seorang pun dari kita pantas menerima sesuatu dari Allah karena perbuatan baik atau jasa kita. Tidak ada seorang pun dari kita yang berhak membuat Allah berhutang kepada kita. Segala sesuatu yang kita miliki – bahkan hidup kita sendiri – adalah karunia atau anugerah dari Allah, pemberian “gratis” dari Dia. Kita tidak pernah dapat memperoleh hak untuk berelasi secara pribadi dengan Allah disebabkan oleh pekerjaan baik kita. Dalam melayani Allah, kita menerima jauh lebih banyak daripada apa yang pernah kita berikan kepada-Nya. Bekerja di kebun anggur, di dalam Kerajaan Allah, bukanlah sebuah beban, melainkan sebuah privilese! Jika kita menanggapi panggilan Allah sejak dini, hal itu tidaklah berarti kita disalah-gunakan melainkan dikaruniai. Apabila kita menanggapi panggilan Allah di kala hari sudah sore menjelang senja, kita pun dikaruniai!

Santa Teresa dari Avila [1515-1582] mengungkapkannya seperti berikut ini: “Kita harus melupakan jumlah tahun kita telah melayani Dia, karena jumlah dari semua yang dapat kita lakukan tidaklah bernilai apabila dibandingkan dengan setetes darah yang telah ditumpahkan oleh Tuhan bagi kita. … Semakin banyak kita melayani Dia, semakin dalam pula kita jatuh ke dalam hutang (kepada)-Nya.”

Yesus menceritakan perumpamaan tentang para pekerja di kebun anggur selagi Dia melakukan perjalanan ke Yerusalem. Kematian dan kebangkitan-Nya telah mentransformasikan dunia, memenuhinya dengan kasih-Nya. Pada waktu kita mengenal dan mengikut Yesus, kita juga akan mengenal privilese melayani tanpa reserve dalam kebun anggur-Nya.

DOA: Tuhan Yesus Kristus, nyalakanlah dalam hatiku api cintakasih-Mu yang mendorong Engkau memikul salib sampai ke bukit Golgota dan wafat di atas kayu salib di tempat itu. Kobarkanlah hatiku dengan hasrat guna melayani di kebun anggur-Mu untuk waktu yang lama dan dengan penuh pengabdian. Bebaskan diriku dari kesalahan membanding-bandingkan pelayananku dengan orang-orang lain yang Engkau telah panggil juga untuk bekerja di kebun anggur-Mu. Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu selalu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 20:1-16), bacalah tulisan yang berjudul “KITA SEMUA DIPANGGIL” (bacaan tanggal 23-8-23) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 23-08 PERMENUNGAN ALKITABIAH AGUSTUS 2023.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2013)

Cilandak, 22 Agustus 2023 [Pw SP Maria, Ratu]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PAULUS MEMBERITAKAN KERAJAAN ALLAH DI EFESUS

PAULUS MEMBERITAKAN KERAJAAN ALLAH DI EFESUS

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan VII Paskah – Senin, 22 Mei 2023)

Pfak S. Rita dr Cascia, Biarawati

Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajahi daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid. Katanya kepada mereka, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu percaya?” Akan tetapi, mereka menjawab dia, “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus.” Lalu kata Paulus kepada mereka, “Kalau begitu, dengan baptisan mana kamu telah dibaptis?” Jawab mereka, “Dengan baptisan Yohanes.” Kata Paulus, “Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat dan ia berkata kepada orang banyak bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus.” Ketika mereka mendengar hal itu mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa lidah dan bernubuat. Mereka semua berjumlah kira-kira dua belas orang.

Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan berbicara dengan berani serta berdebat dengan mereka untuk meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. (Kis 19:1-8)

Mazmur Tanggapan: Mzm 68:2-7; Bacaan Injil: Yoh 16:29-33 

Santo Paulus menjelaskan kepada para murid di Efesus perbedaan antara baptisan tobat dari Yohanes Pembaptis dan pembaptisan dalam Roh Kudus oleh Yesus. Walaupun para murid ini memahami realitas dosa dan kebutuhan akan pertobatan, mereka tidak mengenal Roh Kudus dan karunia hidup baru-Nya. Pandangan mereka tentang kesalehan hidup hanya terbatas pada upaya untuk tidak melanggar perintah Allah dan bertobat seandainya mereka terlibat dalam dosa. Mereka tidak tahu bahwa Injil juga mencakup kuat-kuasa Roh Kudus untuk mengangkat mereka kepada suatu cara hidup yang baru.

Dengan cara serupa, kita pun dapat mereduksi hidup Kristiani yang sekadar menjauhi kesulitan, mencoba untuk berbuat kebaikan, dan bertobat apabila kita bersalah. Namun sebenarnya Yesus memanggil kita untuk terlibat dalam suatu misi yang jauh lebih besar dalam dunia ini. Misi apakah ini? Secara sederhana: Yesus! Di mana pun Allah menempatkan anda: dalam komunitas religius anda, dalam keluarga anda, di tempat kerja anda, di sekolah, di paroki anda, di lingkungan anda, di kawasan tempat tinggal anda.

Inilah tantangan-tantangannya: Untuk mengasihi pada saat kita tidak terdorong untuk mengasihi, dan melayani ketika kita tidak merasa bahwa hal tersebut membutuhkan rahmat dari Roh Kudus. Kasih memerlukan hikmat-kebijaksanaan dan kreativitas –kualitas-kualitas yang tidak pernah kita miliki secara mencukupi. Roh Kudus ingin memperluas kemampuan-kemampuan kita dengan karunia hikmat, karunia membeda-bedakan roh, dan karunia iman, sehingga dengan demikian kita dapat menemukan jalan terbaik untuk membangun satu sama lain dalam kasih sejati. Ajaran Gereja tetap sama, yaitu bahwa hanya oleh kuat-kuasa Roh Kudus kita dapat memenuhi misi yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kita masing-masing.

Apakah anda melihat diri anda sebagai seorang pribadi dengan suatu misi? Tidakkah anda mengetahui bahwa Yesus telah memberi “amanat agung” kepada anda untuk membangun Kerajaan-Nya. Janganlah perkenankan Iblis membuat anda memusatkan perhatian atas dosa-dosa anda! Juga janganlah memperkenankan diri anda disibukkan dengan upaya untuk melakukan setiap hal secara sempurna! Semakin banyak kita bereksperimen dengan karunia-karunia Roh dan membawa kasih Yesus dan kehadiran-Nya ke tengah dunia, semakin banyak pula kita menemukan diri kita secara alamiah diangkat kepada takhta Allah.

DOA: Datanglah Roh Kudus dan penuhilah diriku dengan kehadiran-Mu. Tolonglah aku agar mau dan mampu membuang berbagai penghalang terhadap karya-Mu dalam hidupku. Aku berketetapan hati untuk mengandalkan kuat-kuasa-Mu dan menggunakan berbagai karunia yang telah Kauberikan kepadaku untuk melakukan kebaikan bagi sesamaku. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 16:29-33), bacalah tulisan yang berjudul “KAMI PERCAYA BAHWA ENGKAU DATANG DARI ALLAH” (bacaan tanggal 22-5-23) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 23-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2023.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 21 Mei 2023 (HARI MINGGU PASKAH VII – TAHUN A]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KITA HARUS DILAHIRKAN DARI AIR DAN ROH AGAR DAPAT MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH

KITA HARUS DILAHIRKAN DARI AIR DAN ROH AGAR DAPAT MASUK KE DALAM KERAJAAN ALLAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Paskah – Senin, 17 Apri; 2023)

Ada seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Yesus menjawab, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” Jawab Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan secara jasmani bersifat jasmani dan apa yang dilahirkan dari Roh bersifat rohani. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh. (Yoh 3:1-8)

Bacaan Pertama: Kis 4:23-31; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:1-9

Nikodemus, seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, datang menemui Yesus di malam hari. Orang Yahudi yang “saleh” ini menyadari bahwa Yesus adalah “seorang guru (rabi) yang diutus Allah” (Yoh 3:2), namun ia datang untuk lebih mengetahui Yesus secara lebih mendalam lagi. Yesus menggiring percakapan langsung ke inti masalahnya ketika Dia berkata kepada Nikodemus, “Jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah” (Yoh 3:3). Ketika Nikodemus bertanya bagaimana mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua; dapatkah ia masuk ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi, maka Yesus menjawab bahwa jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yoh 3:4-5).

Gereja telah sampai kepada pemahaman atas kata-kata Yesus di atas ini sebagai sebuah refleksi atas baptisan dan iman. Hidup Allah diberikan kepada kita pada waktu baptisan, namun kita tetap perlu memberi tanggapan kepada Allah dalam iman agar supaya kehidupan ini bertumbuh. Yang kita terima sebagai sebutir benih dalam baptisan perlu diberi asupan-bergizi dengan suatu “hidup-iman” sehingga benih itu dapat bertunas, bertumbuh dan berbuah. Tanggapan kita terhadap Allah perlu mencakup upaya-upaya kita untuk menempatkan diri kita dalam suatu posisi yang siap menerima kehidupan yang dianugerahkan Allah sendiri – seperti keiikut-sertaan aktif dan sering dalam liturgi dan sakramen-sakramen, doa pribadi dan pembacaan serta permenungan sabda Allah dalam Kitab Suci. Kalau tidak demikian halnya, maka iman kita tidak akan bertumbuh menjadi matang.

Yesus menekankan sifat radikal dari transformasi yang terjadi dalam diri kita sementara hidup-Nya bertumbuh dalam diri kita dengan mengkontraskan antara “jasmani” (“daging”) dan “roh” (Yoh 3:6; 6:63).  Hasrat-hasrat kedosaan dari kedagingan kita dan bujukan memikat dunia ini harus disingkirkan agar hidup Allah dapat bertumbuh dalam diri kita (lihat Rm 6:3-11). Hal ini tidaklah berarti sekadar membuktikan kekuatan kehendak kita melawan dosa, melainkan merangkul Kristus yang ditinggikan di atas kayu salib untuk mengalahkan dosa dan maut (baca Yoh 3:14-15).

Nikodemus mengakui Yesus sebagai seorang guru yang diutus Allah, namun ia tidak dapat memahami kedalaman karya Allah dalam diri Yesus (Yoh 3:2-4). Akan tetapi mereka yang “dilahirkan dari atas” membuka diri mereka bagi karya Allah melalui Roh Kudus yang menyatakan kebenaran Allah. Orang-orang seperti itu memperkenankan karya Allah mulai pada saat baptisan sampai mencapai kematangan sehingga mereka menjadi rohani (spiritual) dan lebih mampu dalam mengenal gerakan Roh dalam rangka mengetahui kehendak Allah. Roh Kudus yang kita terima pada waktu baptisan dan krisma (penguatan) menyatakan pikiran Allah bagi kita dan menolong kita untuk hidup sebagai umat-Nya (1Kor 2:12-16).

DOA: Tuhan Yesus Kristus, tolonglah kami untuk senantiasa bersyukur atas rahmat baptisan kami. Ajarlah kami untuk menanggapi Engkau dalam iman sehingga hidup baru yang Kauberikan dapat bertumbuh mencapai kepenuhannya dalam diri kami. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan (Yoh 3:1-8), bacalah tulisan dengan judul “DILAHIRKAN DARI AIR DAN ROH” (bacaan tanggal 16-4-23) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 23-04 PERMENUNGAN ALKITABIAH APRIL 2023.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 16 April 2021 [HARI MINGGU PASKAH II – TAHUN A]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KEMENANGAN BAGI KERAJAAN ALLAH

KEMENANGAN BAGI KERAJAAN ALLAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, PESTA KANAK-KANAK SUCI, MARTIR, Oktaf Natal- Rabu, 28 Desember 2022)

Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Yusuf pun bangun, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya digenapi apa yang difirmankan Tuhan melalui nabi, “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” [1]

Ketika Herodes tahu bahwa ia telah diperdaya oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang ditanyakannya dengan teliti kepada orang-orang majus itu. Dengan demikian digenapi firman yang disampaikan melalui Nabi Yeremia, “Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi .” [2] (Mat 2:13-18)

[1] bdk. Hos 11:1; [2] Lihat Yer 31:15

Bacaan Pertama: 1Yoh 1:5-2:2; Mazmur Tanggapan: Mzm 124:2-5,7b-8

Menyingkirnya Keluarga Kudus ke Mesir dan pembunuhan anak-anak tak bersalah oleh Herodes merupakan suatu ilustrasi ang dramatis tentang pertempuran antara kegelapan dan terang. Walaupun seluruh hidup Yesus, dari Betlehem sampai ke bukit Kalvari, ditandai oleh penganiayaan, namun tidak ada kuasa apa pun – baik kuasa manusia maupun kuasa Iblis – yang dapat menggagalkan pekerjaan yang harus diselesaikan-Nya. “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh 1:5).

Mengapa Herodes takut kepada bayi kecil ini? Karena raja ini tidak tahu bahwa Yesus datang ke tengah dunia untuk menaklukkan hati dan jiwa manusia, bukan merebut negeri dan takhta para raja. Untuk membunuh seorang anak kecil, Herodes tidak merasa ragu sedikit pun untuk memerintahkan kematian banyak anak yang tidak bersalah. Ia menghancurkan anak-anak yang lemah dan tidak dapat membela diri karena rasa takut telah menghancurkan hatinya sendiri. Untuk memperpanjang kehidupannya sendiri, Herodes mencoba untuk membunuh Kehidupan itu sendiri.

Walaupun Herodes menggunakan kekuatan dan kekejaman untuk mewujudkan tujuan-tujuan jahatnya, Yesus membalikkan tragedi ini menjadi suatu kemenangan bagi Kerajaan Allah. Kanak-kanak Suci di Betlehem menjadi saksi dari kuat-kuasa rahmat Allah. Mereka mati untuk Kristus, sang Mesias, meskipun mereka tidak mengetahuinya. Walaupun mereka tidak dapat berbicara, Yesus membuat mereka menjadi saksi-saksi bagi diri-Nya yang layak dan pantas. Yesus membebaskan jiwa-jiwa mereka dari cengkeraman Iblis dan membuat mereka anak-anak angkat Allah. Mereka ikut ambil bagian dalam kemuliaan dan pemerintahan-Nya yang penuh kemenangan.

Santo Paulus mengingatkan kita bahwa kita pun ikut ambil bagian dalam kemenangan Yesus, bahkan ketika kita merasa dikalahkan. “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28). Kemunduran, kegagalan, dlsb., tidak ada sesuatu pun yang kita harus hadapi dalam hidup ini yang harus/dapat memisahkan kita dari Kristus. Kasih-Nya dapat berjaya di atas segalanya, baik dalam kehidupan pribadi kita dan dalam dunia secara keseluruhan.

Pada zaman ini, kita menghadapi suatu kejahatan yang melampaui kejahatan pembunuhan massal gaya Herodes: pembunuhan anak-anak yang belum sempat dilahirkan dalam jumlah yang tidak terhitung banyaknya. Apa yang dapat membalikkan arus dari perkembangan budaya kematian ini? Kasih Allah dapat dan akan menang, bahkan dalam hal ini. Ya, suatu kejahatan sangat besar sedang terjadi. Ya, kita harus berdoa untuk melawannya dan berupaya untuk mengubah “trend” dalam budaya modern kita ini. Namun demikian, baiklah kita menghindari tindakan kekerasan dan melakukan perjuangan kita bukan karena rasa frustrasi, keputus-asaan, atau kebencian terhadap mereka yang melawan kita. Ingatlah bahwa tidak ada apa atau siapa pun yang dapat menghalangi dan menggagalkan pekerjaan Yesus, sang Terang Dunia (Yoh 8:12; 9:5).

DOA: Bapa surgawi, hiburlah semua anak-anak korban aborsi. Bawalah mereka langsung menghadap takhta-Mu. Terima kasih, ya Allah yang baik, sumber segala kebaikan, satu-satunya yang baik. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 2:13-18) bacalah tulisan yang berjudul “PEMBUNUHAN KEJAM ATAS KANAK-KANAK DI BETLEHEM DISEBABKAN OLEH KEBUTAAN HATI RAJA HERODES AGUNG” (bacaan tanggal 28-12-22), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori 22-12 PERMENUNGAN ALKITABIAH DESEMBER 2022.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2013)

Cilandak, 27 Desember 2022 [Pesta S. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

JIKALAU KAMU MENURUTI PERINTAH-KU, KAMU AKAN TINGGAL DI DALAM KASIH-KU

JIKALAU KAMU MENURUTI PERINTAH-KU, KAMU AKAN TINGGAL DI DALAM KASIH-KU

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Paskah – Kamis, 19 Mei 2022)

OFMCap [Kapusin]: Pw S. Krispinus dr Viterbo, Biarawan Kapusin

OSCCap [Klaris Kapusin]: Pfak S. Krispinus dr Viterbo, Biarawan Kapusin

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitamu menjadi penuh.” (Yoh 15:9-11)

Bacaan Pertama: Kis 15:7-21; Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-3,10

YESUS akan pergi kepada Bapa-Nya dalam waktu kurang dari 24 jam. Pada hari Kamis malam sebelum “kepergian-Nya”, Yesus mendesak para murid (rasul)-Nya: “Tinggallah di dalam kasih-Ku” (Yoh 15:9). Akan tetapi, bagaimana mereka dapat melakukan hal itu? Hanya ada satu cara, dan Yesus mengungkapkan hal itu secara langsung tanpa menunda-nunda lagi: “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku” (Yoh 15:10). Pada dasarnya Yesus mengatakan kepada para sahabat-Nya hal berikut ini: “Lakukanlah apa yang telah Kulakukan. Aku telah mentaati perintah-perintah Bapa-Ku. Kamu semua, lakukanlah hal yang sama!”

Apakah Yesus mengharapkan kita untuk mentaati-Nya secara sempurna? Bagaimana halnya jika kita tidak melakukannya? Apakah Dia akan menolak kita? Niat Yesus bukanlah untuk menerbitkan suatu surat peringatan. Ia tidak berkata, “Jadilah sempurna, kalau tidak …!” Yesus sangat mengenal kelemahan-kelemahan dan kedosaan kita. Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat 11:28) dan “Siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” (Yoh 6:37). Setiap orang – baik atau jahat, suci atau berdosa – dapat datang kepada Yesus.

Yesus ingin kita melihat bahwa tinggal di dalam Dia dan taat kepada-Nya tidak dapat dipisahkan satu sama lain; keduanya berjalan bersama. Yesus minta kepada kita agar taat kepada-Nya dengan hati yang penuh kerendahan hati, rasa percaya dan cintakasih – dan hal ini hanya terjadi jika kita datang kepada-Nya dan menerima kasih-Nya. Dengan hati sedemikian dalam pusat ketaatan kita, maka ketidaktaatan hampir tidak menjadi suatu masalah! Kita tahu bahwa setiap hari hidup kita berada di bawah ekspektasi, namun kita juga mengetahui bahwa kematian Yesus di kayu salib telah menebus dosa-dosa kita. Kita tahu, bahwa apabila kita datang sambil berlari kepada Yesus dengan pertobatan yang penuh kerendahan hati, maka kita pun akan diampuni. Darah-Nya akan membasuh sampai bersih diri kita – secara mutlak!

Bilamana kita berhadapan dengan dosa kita secara muka-ketemu-muka (face-to-face), maka sebenarnya kita mempunyai dua alternatif pilihan. Yang pertama, kita dapat menyerah dan berputus asa, hal mana akan menyeret kita semakin jauh dari Yesus dan kita dapat semakin terjerat dalam kuasa dosa. Yang kedua, melalui iman akan kematian-Nya yang menebus dan kebangkitan-Nya, kita dengan rendah hati dapat datang menghadap hadirat Yesus dalam semangat pertobatan.

Saudari dan Saudara terkasih, kita dapat tetap berada dalam Yesus! Dosa tidak seharusnya melumpuhkan kita atau mencegah kita dalam upaya memajukan Kerajaan Allah. Dalam kerendahan hati (atau kedinaan), kita dapat semakin dekat kepada Yesus dan menukar hidup kita dengan Dia. Sukacita Yesus akan menjadi lengkap dalam diri kita (lihat Yohanes 15:11), dan kerajaan-Nya pun akan bertumbuh.

DOA: Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk darah yang Kaucurahkan bagiku di atas kayu salib. Terima kasih untuk tindakan-Mu membersihkan dosa-dosaku, sehingga aku berkenan di mata-Mu. Terima kasih juga untuk kenyataan bahwa aku senantiasa dapat tinggal diam di dalam Engkau, dengan demikian mengalami sukacita penyelamatan-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Yoh 15:9-11), bacalah tulisan yang berjudul “YESUS MENJANJIKAN SUKACITA KEPADA KITA, APABILA KITA TINGGAL DALAM KASIH-NYA” (bacaan tanggal 19-5-22) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 22-05 PERMENUNGAN ALKITABIAH MEI 2022.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 18 Mei 2022 [Pfak S. Yohanes I, Paus Martir]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

TIDAK ADA ABU-ABU, YANG ADA HANYALAH HITAM ATAU PUTIH

TIDAK ADA ABU-ABU, YANG ADA HANYALAH HITAM ATAU PUTIH

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Prapaskah – Kamis, 24 Maret 2022)

Pada suatu kali Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Lalu heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, pemimpin setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.”  (Luk 11:14-23)

Bacaan Pertama: Yer 7:23-28; Mazmur Tanggapan: Mzm 95:1-2,6-9

“Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan.(Luk 11:23)

Ketika Yesus dituduh oleh orang-orang Yahudi bahwa Dia mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Beelzebul pemimpin setan, Ia menjelaskan kepada mereka: “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh” (Luk 11:17). Posisi dan pandangan Yesus sangat jelas, yaitu bahwa hanya ada dua kerajaan, Kerajaan Allah di satu pihak dan kerajaan kegelapan di lain pihak. Yesus juga bersikukuh bahwa hanya ada dua opsi apabila kita berbicara mengenai relasi kita dengan Dia: apakah kita bersama Dia atau kita bersama pihak yang melawan Dia. Tidak ada abu-abu, yang ada hanyalah hitam atau putih.

Sebagai umat Kristiani yang telah dipersatukan dengan Kristus melalui iman dan baptisan, kita diingatkan bahwa kita harus tetap bersatu dengan diri-Nya. Kita tidak dapat memperkenankan diri kita untuk menjauh dari Yesus melalui dosa, kiranya sambil berpikir bahwa tidak apa-apalah jika kita sekali-kali tidak berjalan di jalan-Nya. Kita juga tidak pernah boleh berpikir bahwa kita dapat seenaknya menempatkan diri kita dalam posisi di mana kita dapat memilih perintah-perintah Yesus yang mana saja yang akan kita taati dan perintah-perintah-Nya yang mana yang akan kita tolak atau langgar (tidak taati). Memang tidak ada zona abu-abu jika kita berbicara tentang relasi kita dengan Yesus, khususnya dalam hal kesetiaan kita kepada-Nya. Kapan saja kita memilih untuk tidak mematuhi perintah Allah, hal ini berarti bahwa kita menempatkan diri kita dalam posisi oposisi atau melawan-Nya, sekaligus membuat diri kita rentan terhadap kuasa-kuasa kegelapan.

Yesus sendirilah yang memampukan kita untuk tetap bersatu dengan diri-Nya. Yesus adalah Juruselamat semua orang. Ia akan menjawab seruan orang-orang yang mengalami kesulitan hidup. Yesus adalah seorang Gembala yang penuh bela rasa dan sangat menginginkan agar kita – domba-domba-Nya – senantiasa dekat dan bersama dengan diri-Nya.

Hari ini adalah titik-tengah dalam persiapan Gereja untuk perayaan Paskah. Ini adalah suatu kesempatan baik untuk merenungkan cara-cara kita menjadi semakin dekat dengan Allah selama masa Prapaskah ini, dan juga cara-cara kita tetap jauh dari Dia. Hari ini, marilah kita berdoa memohon agar Tuhan mencurahkan rahmat-Nya atas diri kita sehingga kita dapat senantiasa dekat bersama-Nya. Marilah kita juga berdoa, semoga kita akan merangkul Dia dan menghasrati Kerajaan-Nya lebih penuh lagi  setiap harinya.

DOA: Bapa surgawi, semoga kebersatuan kami dengan Yesus bertumbuh semakin kuat dan semakin mendalam dengan berjalannya waktu. Tolonglah kami agar dapat siap untuk merayakan misteri Paskah yang agung. Buatlah agar kasih kami bertumbuh setiap hari selagi kami semakin dekat dengan perayaan keselamatan kami ini. Kami berdoa demikian dalam nama Yesus, Tuhan dan Juruselamat kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, Allah sepanjang masa. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Yer 7:23-28), bacalah tulisan yang berjudul “MELANGKAH MAJU ATAU MUNDUR?” (bacaan tanggal 24-3-22) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 22-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2022.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 23 Maret 2022 [Peringatan Fakultatif S. Turibius dr Mogrovejo]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

PERUMPAMAAN YESUS TENTANG BIJI SESAWI/MUSTAR

PERUMPAMAAN YESUS TENTANG BIJI SESAWI/MUSTAR

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan Wajib S. Tomas Aquino – Jumat, 28 Januari 2022)

Lalu kata Yesus, “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu bertunas dan tumbuh, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai  sudah tiba.”

Kata-Nya lagi, “Dengan apa kita hendak membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan,  benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan   mengeluarkan cabang-cabang yang besar,  sehingga burung-burung di udara dapat bersarang  dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengerti, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. (Mrk 4:26-34)

Bacaan Pertama: 2Sam 11:1-10a,13-17; Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-7,10-11

Bacaan Inji hari memuat dua buah perumpamaan perihal Kerajaan Allah. Karena terbatasnya ruangan, maka kita akan soroti bersama perumpamaan yang kedua. Seperti juga perumpamaan sebelumnya tentang “benih yang tumbuh”, perumpamaan tntang “biji sesawi/mustar” adalah sebuah perumpamaan yang penuh dengan kontras.

Biji mustar itu sebenarnya adalah sebutir benih yang sangat kecil. Namun apabila benih ditanam, maka benih itu mempunyai potensi untuk bertumbuh menjadi sebatang pohon yang besar. Itulah cara Kerajaan Allah memanisfestasikan dirinya dalam kehidupan kita. Sebagaimana benih pada saat baptisan kita, iman kita pada akhirnya bertumbuh menjadi cukup besar untuk memberikan “naungan” dan kehidupan bagi orang-orang lain. Dan, seperti juga sebatang pohon, iman kita akan melalui tahap-tahap pertumbuhan sampai menjadi berbuah.

Hanya setelah sebutir benih dikuburkan – artinya ditanam di tanah – maka benih itu mulai menjadi sesuatu yang substansial. Karena kita cenderung untuk memandang manisfestasi-manifestasi yang kasat mata, maka kita tidak dapat melihat hasil-hasil yang dimungkinkan dari benih iman kecil yang kita terima pada saat kita dibaptis. Allah memandang lebih mendalam daripada kecenderungan kita dalam memandang. Tidak ada yang lolos dari perhatian-Nya. Karena Allah yang membentuk diri kita dan karena Dia-lah yang membawa kita dalam telapak tangan-Nya, maka Allah-lah yang dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya dalam diri kita. Hal ini dapat berupa waktu yang cukup untuk berdoa secara mendalam dan persekutuan dengan Yesus. Barangkali Allah memanggil kita untuk membaca sabda-Nya dalam Kitab Suci secara lebih intens lagi setiap hari, atau untuk bereksperimen lewat upaya men-sharing-[kan iman kita dengan orang-orang di sekeliling kita. Apa pun kasusnya, Allah senantiasa mengawasi kita, memberikan kepada kita peluang yang diperlukan bagi iman kita untuk dapat bertumbuh dan menghasilkan buah.

Sekarang apakah anda siap untuk bertumbuh? Apakah anda ingin melihat Allah dalam kehidupan anda secara lebih lagi? Untuk itu baiklah anda melihat ke dalam batin anda sendiri! Janganlah hanya mencoba untuk melakukan hal-hal yang benar (ini memang harus), melainkan melihat kerja Roh Kudus dalam hati anda. Apakah Roh Kudus sedang mencoba untuk mematikan dosa dalam diri anda? Apakah Dia sedang mencoba untuk menolong anda mengatasi luka-luka anda akibat ulah orang lain atas diri anda? Oleh karena marilah kita memberikan kesempatan kepada Roh Kudus untuk mengambil benih iman kita dan menumbuhkannya menjadi sesuatu yang sungguh menakjubkan.

DOA: Bapa surgawi, aku mengatakan “ya” kepada-Mu dalam segala hal yang Kauminta dari diriku. Peganglah hidupku secara lebih mendalam dan nyatakanlah kehendak-Mu dari hidupku. Bangunlah suatu fondasi di dalam diri kita yang juga dapat membantu orang-orang lain mengenal Engkau. Amin.

Catatan: Untuk mendalami bacaan Injil hari ini (Mrk 4:26-34), bacalah tulisan yang berjudul “ALLAH DAPAT MELAKUKANNYA LAGI MELALUI DIRI KITA” (bacaan tanggal 28-1-22) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 22-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2022.

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan drengan judul sama untuk bacaan tanggal 29-1-21 dalam situs/blog PAX ET BONUM)

Cilandak, 27 Januari 2022 [Peringatan Fakultatif S. Angela Merici, Perawan]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

YOHANES PEMBAPTIS: SEORANG KUDUS YANG PANTAS KITA HORMATI SECARA KHUSUS

YOHANES PEMBAPTIS: SEORANG KUDUS YANG PANTAS KITA HORMATI SECARA KHUSUS

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Adven – Kamis, 16 Desember 2021)

Setelah utusan Yohanes itu pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes, “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan anginkah? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian haluskah? Orang yang berpakaian indah dan hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi, untuk apakah kamu pergi? Melihat seorang nabikah? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia.” Seluruh orang banyak yang mendengarkan-Nya, termasuk para pemungut cukai, mengakui kebenaran Allah, karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes. (Luk 7:24-30)

Bacaan Pertama: Yes 54:1-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2,4-6,11-12a,13b

“Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia.” (Luk 7:28)

Yohanes Pembaptis adalah seorang kudus yang sangat dihormati dalam Gereja sejak masa Gereja Perdana. Pada abad pertengahan saja ratusan kelompok religius dan gereja mempunyai Yohanes Pembaptis sebagai orang kudus pelindung. Banyak pengikut Tuhan Yesus Kristus pada awalnya adalah murid-murid Yohanes Pembaptis. Bahkan banyak yang tetap menjadi pengikut orang kudus ini setelah kematiannya.

Dalam Gereja ada tiga hari kelahiran yang dirayakan seperti tercermin dalam kalender liturgi Gereja, yaitu (1) Kelahiran Tuhan Yesus pada Hari Raya Natal tanggal 25 Desember; 2) Pesta Kelahiran SP Maria pada tanggal 8 September; (3) Hari Raya Kelahiran S. Yohanes Pembaptis pada tanggal 23 Juni. Ini merupakan bukti betapa besar penghormatan yang diberikan Gereja kepada Yohanes Pembaptis. Tidak ada lagi nama yang dirayakan hari kelahirannya oleh Gereja, walaupun orang kudus itu adalah seorang Pujangga Gereja.

Seperti juga para nabi lain, Yohanes Pembaptis dipanggil secara istimewa oleh Allah, “TUHAN (YHWH) telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.” (Yes 49:1). TUHAN telah membuat mulut sang hamba (Yohanes Pembaptis) sebagai “pedang yang tajam dan membuatnya berlindung dalam naungan tangan-Nya” (lihat Yes 49:2). Misi Yohanes Pembaptis adalah untuk mengembalikan Yakub kepada TUHAN dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya (lihat Yes 49:5).

Yesus mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis lebih daripada seorang nabi, karena tentang dia ada tertulis: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-ku mendahului engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu” (Luk 7:26-27; bdk. Mal 3:1, Mat 11:9-10). Lalu Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripada dia” (Luk 7:28; bdk. Mat 11:11).

Yohanes Pembaptis mengingatkan kita semua supaya melakukan pertobatan yang terus-menerus (berkesinambungan; Inggris: on-going conversion) untuk menyiapkan diri kita menghadapi kehadiran Allah yang tak terduga-duga dalam kehidupan kita. Kedua, keseluruhan misi yang diemban oleh Yohanes Pembaptis dalam hidupnya adalah menunjukkan kepada orang-orang jalan kepada Kristus. Sesungguhnya ini adalah jiwa dari panggilan Kristiani. Yesaya berbicara mengenai seorang “hamba YHWH yang menderita” yang selalu diidentifikasikan Gereja sebagai Yesus Kristus, tetapi sah-sah saja apabila kita melihatnya sebagai acuan kepada Yohanes Pembaptis juga.

Kita masing-masing diciptakan untuk satu tujuan. Identitas kita yang unik datang dari Allah.  Tidak seorang pun dapat menduplikasi kharisma dan misi Yohanes Pembaptis. Namun, seperti Yohanes kita dapat membawa/menggiring orang-orang kepada sang Terang dengan cara-cara yang kita tidak dapat antisipasi sebelumnya.

Marilah kita mulai dengan diri kita sendiri. Kita dapat menyiapkan hati kita untuk sungguh menerima Kristus yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis – lewat laku-tobat yang sejati – jadi dengan demikian sungguh dikaruniai oleh-Nya. Dalam Yesus, sekarang kita semua memiliki kuasa untuk memberdayakan kehidupan orang-orang lain, menyembuhkan luka-luka mereka dan menolong untuk ke luar dari persoalan-persoalan kompleks.

DOA: Bapa surgawi, Allah yang baik, sumber segala kebaikan, satu-satunya yang baik. Biarlah Roh Kudus-Mu membentuk diriku sedemikian agar menempatkan Engkau sebagai yang pertama dan utama dalam hidupku, sehingga dengan demikian Engkau pun akan memimpinku sebagaimana Engkau telah memimpin Yohanes Pembaptis. Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 7:24-30), bacalah tulisan yang berjudul “YANG TERKECIL DALAM KERAJAAN ALLAH LEBIH BESAR DARIPADA YOHANES” (bacaan tanggal 16-12-21) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 21-12 PERMENUNGAN ALKITABIAH DESEMBER 2021.

Cilandak, 15 Desember 2021

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH

KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH

(Bacaan Injil Misa Kudus, PW S. Martinus dr Tours, Uskup – Kamis, 11 November 2021)

Ketika ditanya oleh orang-orang Farisi kapan Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”

Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh orang-orang zaman ini. (Luk 17:20-25)

Bacaan Pertama: Keb 7:22-8:1; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:89-90,130,135,175

“Kapan Kerajaan Allah akan datang?” (Luk 17:20)

Yesus kiranya menjawab pertanyaan di atas seperti berikut: “Bukalah matamu, Kerajaan Allah sudah ada di sini. Orang sakit disembuhkan (lihat Luk 17:11-19). Para pendosa kembali kepada Allah (Luk 15:1-7). Roti dan ikan dilipatgandakan untuk memberi makan orang banyak (Luk 9:11-17). Bahkan seorang anak yang sudah mati dihidupkan kembali (Luk 8:49-56).

Akan tetapi, Kerajaan macam apa ini di mana hidup anda terancam dan anda memperingatkan para pengikut anda agar mempunyai ekspektasi yang sama? Lewat kata-kata-Nya dan perbuatan-Nya, Yesus telah membuktikan bahwa kematian-Nya dan kebangkitan-Nya adalah jalan yang telah dipilih oleh Allah untuk mematahkan kuasa kegelapan dan menghancurkan maut untuk selama-lamanya.

Kita percaya bahwa Yesus telah bangkit penuh kemenangan atas maut. Namun kita masih melihat adanya kegelapan di dalam dunia yang sangat dikasihi Yesus ini. Orang-orang dibunuh setiap hari di berbagai penjuru dunia, dan seringkali dengan mengatasnamakan Allah atau agama. Anak-anak di bawah umur dilecehkan secara seksual, diperkosa dlsb., bahkan oleh guru dan para orang tua mereka sendiri. Berbagai penyakit penuh misteri masih merajalela di atas bumi ini. Kalau dahulu ada penyakit kusta, dunia modern kita dihantui oleh penyakit-penyakit seperti HIV-Aids, Flu-Burung, berbagai jenis kanker, EBOLA, dan wabah COVID-19 yang hampir dua tahun lamanya melanda dunia dan sampai hari ini sudah menelan korban jutaan jiwa. Tidak heran apabila dalam doa kita suka bertanya kepada Yesus: “Di manakah Kerajaan-Mu, Tuhan Yesus?”

Dalam doa kita mendengar suara Yesus menjawab pertanyaan kita kira-kira seperti berikut: “Benih-benih Kerajaan  sudah ada dalam diri kamu, ditanam pertama kali ketika kamu dibaptis. Seperti orang kusta Samaria itu, kembalilah kepada-Ku dan ucapkanlah rasa syukur-Mu karena apa yang Kulakukan pada dirimu, …… untuk segala karunia yang telah Kuanugerahkan kepadamu (lihat Luk 17:11-19).

Kemudian kita masing-masing bertanya lagi kepada Yesus: “Tentunya Engkau tidak bermaksud agar segala karunia yang Kauanugerahkan kepadaku tetap tersembunyi dalam hatiku pada saat-saat dunia begitu membutuhkan semua itu, bukankah begitu Yesus? Yesus menjawab dengan suara yang lemah lembut: “Benar! Benih-benih yang telah Kutanamkan dalam dirimu sudah siap untuk bertumbuh-kembang; benih-benih itu harus melakukan terobosan dan menjadi kelihatan, sehingga dapat menjadi contoh juga bagi semua orang. Kerajaan-Ku ada di antara kamu. Kerajaan-Ku menjadi kelihatan dalam kasih antara kamu dan sesamamu, yaitu saudari dan saudaramu. Kerajaan-Ku terwujud selagi kamu dan saudari-saudaramu saling menguatkan, saling menyemangati, bekerja sama. Semua itu menjadi riil selagi kamu pergi menemui orang-orang miskin dan para musuh-Ku. Aku rindu untuk mengubah mereka menjadi sahabat-sahabat-Ku. Di mana kamu melihat Aku bekerja? Kontribusi kecil namun konkret apa yang Aku butuhkan dari kamu hari ini untuk memajukan pekerjaan-Ku ini?

Kita bertanya lagi kepada Yesus: “Kapan Kerajaan-Mu akan datang?” Yesus menjawab: “Terserah kepada kamu sendiri. Aku mempercayakan Kerajaan-Ku kepada kebebasan-Mu untuk memutuskan. Dalam baptisanmu, Aku telah memberikan kepadamu segala peralatan yang kamu butuhkan untuk membangun Kerajaan Terang. Sekarang, dapatkah aku mengandalkan dirimu?

DOA: Tuhan Yesus Kristus, Engkau adalah Raja langit dan bumi. Segala karunia yang Kauanugerahkan kepadaku telah membuat diriku seorang anak dari Kerajaan-Mu. Dengan kehendak bebas aku memutuskan menerima undangan-Mu untuk meluaskan Kerajaan itu kepada siapa saja yang kutemui. Terpujilah nama-Mu yang kudus, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Keb 7:22-8.1, bacalah tulisan yang berjudul “ALLAH ADALAH SANG HIKMAT-KEBIJAKSANAAN ITU SENDIRI” (bacaan tanggal 13-11-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 21-11 PERMENUNGAN ALKITABIAH NOVEMBER 2021.

(Tulisan ini bersumberkan sebuah tulisan saya pada tahun 2014)

Cilandak, 10 November 2021 [Peringatan Wajib S. Leo Agung, Paus Pujangga Gereja]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS